blank
Calon Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Seorang pemimpin di daerah itu harus siap melayani bukan dilayani masyarakat. Karena hakekat pemimpin itu harus siap dan mau melayani masyarakat yang dipimpin.

Pernyataan tersebut disampaikan Calon Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat di hadapan warga Larangan Kulon Mojotengah Wonosobo, Senin (26/10) malam. Dalam kesempatan tersebut, Afif hadir bersama Calon Wakil Bupati M Albar.

“Pemimpin hakikatnya adalah melayani. Pelayan bagi orang yang dipimpin. Menjadi pemimpin berarti mendapat mandat untuk melayani rakyat. Karena itu, seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.

Kesuksesan seorang pemimpin, sambung Afif, bukan terletak pada kemampuannya duduk di singgasana kepemimpinan. Tapi terletak pada kemampuan duduk di hati orang yang dipimpinnya.

“Hal itu terwujud dalam kemampuan pemimpin dalam melayani rakyat. Pemimpin adalah melayani bukan dilayani. Melalui pelayanan ini, antara yang memimpin dan yang dipimpin akan saling mencintai,” tegasnya.

Saling Mencintai

blank
Calon Wakil Bupati Wonosobo M Albar. Foto: SB/Muharno Zarka

Menurut Afif, sebaik-baik pemimpin adalah orang-orang yang mencintai rakyat dan rakyat pun mencintai pemimpinnya. Pemimpin mau mendoakan kebaikan untuk rakyat dan rakyat pun mendoakan kebaikan untuk pemimpinnya.

“Pemimpin yang dicintai rakyatnya adalah pemimpin yang dapat mengayomi, melayani, menyayangi, dan membela rakyat, serta tidak berbuat dzalim kepada rakyatnya,” papar politisi yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Wonosobo itu.

Calon Wakil Bupati M Albar menambahkan melayani harus dimulai dari dalam diri. Kepemimpinan sejati dimulai dari dalam hati, lalu bergerak ke luar untuk melayani mereka (rakyat) yang dipimpinnya.

“Ciri pemimpin yang melayani dengan hati adalah melayani kepentingan rakyat. Memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan daerah dan rakyatnya,” ujar Ketua DPC PKB Wonosobo itu.

Selain itu, tambah Albar, pemimpin juga harus memiliki perhatian terhadap kebutuhan rakyat. Dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadi.

Seorang pemimpin tidak sekadar pandai dalam berbicara dan bernarasi. Dapat menjalankan apa yang dibicarakan dan dinarasikan.

 

Muharno Zarka-Wahyu