blank
Meski berlatar belakang musisi, namun di musim pandemi ini Itok tetap menjalani usaha sampingan bersama istrinya. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Masa pandemi membuat seluruh warga masyarakat mengalami dampaknya. Termasuk mereka yang hidupnya mengandalkan pekerjaan di keramaian.

Salah satunya Itok (36). Sebelumnya, Itok mencukupi kebutuhan keluarganya dengan memanfaatkan talentanya menggebuk drum sebuah orkes dangdut dari satu panggung ke panggung lainnya.

Namun, wabah corona membuat ia dan teman-temannya harus gigit jari. Pasalnya, pemerintah menganjurkan social distancing dengan melarang adanya kegiatan yang dapat menggundang massa untuk sementara waktu.

Sempat terpuruk dengan keadaan tersebut, Itok tak hanya pasrah saja. Ia harus tetap mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Pilihannya adalah menjual belalang goreng, sebagai usaha sampingannya.

“Mulai bulan Maret lalu, masuk masa pandemi. Setelah itu, sepi tanggapan. Namun, saya orangnya tidak pasrah begitu saja. Saya harus bekerja agar dapur rumah tetap ngepul. Pilihannya ya ini, saya jualan belalang goreng,” ujar Itok.

blank
Istri Itok saat memasak belalang goreng. Foto : hana eswe.

Itok mulai mengeksekusi pilihannya itu dengan menjadikan bagian depan rumahnya untuk warung. Kemudian, ia membeli belalang dari para pencari belalang. Setelah itu, istrinya membantu untuk mengolahnya menjadi masakan belalang goreng.

Lokasi warung milik Itok ini sangat strategis, yakni berada di jalur Purwodadi-Pati. Tepatnya di sebelah utara Polsek Grobogan. Dengan lokasi yang strategis ini serta rasa masakan yang enak, semakin lama warung makan belalang gorengnya semakin dikenal warga.

“Saya beruntung, nasib saya masih baik dibandingkan teman-teman seprofesi yang masih harus pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski hanya sebagai penjual belalang goreng, namun bagi saya ini sebuah pekerjaan yang halal, yang penting dapur tetap ngepul,” jelas Itok.

Itok menjadi drummer sudah 15 tahun lamanya atau sejak tahun 2005. Saat bermain di atas panggung, ia mendapatkan upah mulai Rp 300-400 ribu untuk sekali pentas.

“Jika disuruh memilih, saya tetap ingin menjadi pemusik, karena memang minat saya di situ. Kalau dulu ada saja yang mengundang, apalagi musik dangdut merupakan seni musik yang digemari warga Grobogan. Saya berharap pandemi ini segera berakhir, karena saya rindu untuk bermain drum lagi, juga rindu teriakan para penonton. Untuk sementara ini, saya berjualan belalang goreng dulu,” ucapnya.

Digemari Warga

Belalang goreng buatan Itok ini sudah memiliki pelanggan tetap. Yanto, misalnya. Warga Purwodadi ini mengaku ketagihan setelah sebelumnya sempat mampir ke tempat warung milik Itok.

“Ada banyak varian di sana, ada yang pedas, asin, atau cuma digoreng biasa. Rasanya renyah dan enak,” ujar Yanto.

Hana Eswe-Wahyu