blank
Calon Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika bersilaturrahmi dengan Jaringan Perempuan Nahdliyin di Sukoharjo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pasangan Calon (Paslon) Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati M Albar setelah dilantik sebagai orang nomer satu dan dua di daerah pegunungan ini, akan menjadikan Pendopo Bupati dan Wakil Bupati sebagai rumah rakyat.

“Sebentar lagi Pendopo Bupati dan Wakil Bupati akan jadi rumah rakyat. Tempat untuk bertemu, bersilaturrahmi dan gendu-gendu roso, antara pejabat pemerintah dengan rakyatnya,” ujar Calon Wakil Bupati Wonosobo M Albar.

M Albar mengatakan hal itu, saat bertemu dengan sejumlah aktifis Jaringan Perempuan Nahdliyin dalam acara “Sosialisasi Calon Bupati dan Wakil Bupati” di wilayah Sukoharjo Wonosobo, Sabtu (18/10) sore tadi.

Hadir pula dalam acara tersebut Calon Bupati Afif Nurhidayat dan sejumlah tokoh perempuan dan kasepuhan NU di wilayah Kecamatan Sukoharjo, daerah yang terletak di ujung Barat berbatasan dengan Banjarnegara itu.

Bukan Raja

blank
Paslon Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo Afif-Albar foto bersama dengan tokoh-tokoh NU di Sukoharjo. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurut Albar, yang juga Ketua DPC PKB Wonosobo tersebut, Bupati dan Wakil Bupati itu, bukan raja. Tapi merupakan bagian dari rakyat biasa yang kebetulan diamanati jabatan untuk menjadi pemimpin pemerintahan di daerah.

“Sejak awal, Afif-Albar sudah berkomitmen untuk menyambangi dan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Siap berdialog dengan warga kapanpun dan di mana pun,” tegas mantan Wakil Ketua DPRD Wonosobo itu.

Dalam setiap momentum perayaan 17 Agustus, sambungnya, akan dimanfaatkan untuk acara mujahadah akbar, peringatan Hari Jadi Wonosobo digelar haul massal di Pendopo Bupati Wonosobo. Hari Santri 22 Oktober juga akan diperingati serentak oleh pemerintah bersama santri.

Calon Bupati Afif Nurhidayat menambahkan paduan Paslon Bupati-Wakil Bupati, berunsur nasionalis-relegius sangat tepat di Wonosobo. Sehingga diharapkan mampu menciptakan suasana yang damai, rukun dan adem tentrem di masyarakat.

Muharno Zarka-Wahyu