MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sekretaris Umum Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Tengah Erlangga Ardiansa Wibowo menilai perkembangan sepatu roda di Kabupaten Magelang cukup baik. Cabang olahraga itu sudah berkembang di daerah itu sejak 2005.
Seingat dia cabang olahraga itu ada secara resmi di Kabupaten Magelang sejak 2017/2018. Dan sekarang masuk PPOPD Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang. Dia nilai sepatu roda dipandang oleh pemerintah setempat.
Harapan dia cabang itu di Magelang bisa terus berkembang. Syukur ada lapangan untuk berlatih. “Jadi anak-anak tidak bermain di jalan atau di tempat seadanya. Seperti di Semarang ada di GOR Jatidiri,” katanya.
Cabang olahraga itu ada di Kabupaten Magelang sejak 2005. Waktu itu dia menjadi atlet masih sekolah di SMA Taruna Nusantara Magelang. “Waktu itu saya ikut Porprov dan mendapat dua emas mewakili Kabupaten Magelang. Selanjutnya berjalan dan perkembangan di Kabupaten.Magelang sempat naik,” katanya.
Dia mengatakan hal itu ketika ditemui di sela-sela Muskab Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) di kantor Koni Kabupaten Magelang, Rabu sore 14 Oktober. Hasil muskab memilih Rani Purwanti sebagai ketua umum, ketua harian Dhika Laksmono. Sekretaris Sita Utami dan selaku bendahara Dudut Ariawan.
Selebihnya Erlangga mengapresiasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang karena di daerah itu ada pusat pelatihan olahraga pemerintah daerah (PPOPD) cabang olahraga sepatu roda. “Kelihatannya baru pertama di Jateng,” katanya.
Cabang Unggulan
Dia menambahkan cabang olahraga itu di Jateng merupakan cabang unggulan. Dalam pekan olahraga nasional juga selalu mendapat medali emas. “Di Sea Games waktu itu saya juga masih bisa menyumbang emas untuk Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu pelatih dan pembina cabang sepatu roda Kabupaten Magelang Zarvega Edy Rusiano menilai daerah itu punya aset bagus. Di daerah itu ada cabang olahraganya, ada Pengcab Porserosi, di bawahnya ada klub, dan
di bawahnya ada atletnya. “Tanpa adanya pengcab, klub tidak akan berjalan. Tanpa adanya klub atlet tidak bisa berjalan. Tanpa ada atlet pengcab dan klub tidak akan bisa berjalan. Semua saling bersinergi,” katanya.
Dengan dilakukannya pembentukan penguris yang baru itu semoga ke depan bisa lebih amanah. Bisa fokus pada atlet dan prestasi. Apalagi dukungan yang diberikan oleh Pemkab Magelang sangat bagus dibanding di Jateng secara umum.
Di daerah itu Koni sangat mendukung, pemkab mendukung. Bahkan akan dibangun sirkuit sepatu roda bersekala internasional.
Berarti apresiasi pemkab terhadap cabang itu lumayan serius. “Tinggal bagaimana klub bisa membina atlet-atletnya, disupport oleh orang tua dan pengcab bisa mewadahi. Mereka semua agar bisa berprestasi,” katanya.
Kini jumlah atlet di daerah itu 20-30 orang. Yang dia bina ada 15 atlet. Dua atlet menonjol Desi dan Abas. Tiga klubnya tersebar di sejumlah sekolah.
Eko Priyono-trs