SEMARANG (SUARABARU.ID)– Terhitung mulai pekan depan, kampanye pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti Rahayu, mulai masuk ke kampung-kampung se-Kota Semarang.
Sesuai visi misi yang dibawakan pasangan yang biasa disapa Mas Hendi dan Mbak Ita ini, program-program pembangunan akan disampaikan berikut hasil kinerja keduanya selama memimpin Kota Semarang selama ini.
”Kita lebih banyak kampanye secara door to door ke warga masyarakat, istilahnya jemput bola. Soalnya kita mengikuti Peraturan KPU terbaru, yang tidak memperbolehkan kampanye terbuka atau sampai mengumpulkan masa,” kata Ketua Tim Sukses Pemenangan Hendi-Ita, Kadarlusman, Sabtu (3/10/2020).
BACA JUGA : Bawaslu Temukan Ribuan Data Diduga Ganda di DPS
Politisi yang biasa disapa Pilus ini menyatakan, dari pelaksanaan kampanye seminggu ini, kedua paslon gencar menyampaikan visi misinya secara daring. Bahkan untuk blusukan ke kampung-kampung, dari Timses menggunakan sarana virtual mobile, agar bisa berdialog dengan masyarakat.
”Kemarin untuk blusukan, dari Timses dan relawan menggunakan mobile videotron, jadi warga bisa berdialog dengan Mas Hendi tanpa harus bertemu langsung tatap muka berhadapan. Dan minggu depan, kita nambah satu unit mobil yang didesain untuk mengampanyekan program pembangunan yang sudah direalisasikan di Kota Semarang selama ini,” imbuhnya.
Ketua Timses yang juga Sekretaris DPC PDIP Kota Semarang ini menambahkan, selain mengampanyekan program-program dan kinerja pembangunan, relawan dan Timses Hendi–Ita ini juga mengampanyekan ajakan bagi warga masyarakat untuk turut serta menyukseskan gelaran Pilkada serentak tahun ini.
Protokol Kesehatan
”Kami mengingatkan warga untuk datang ke TPS. Kita juga mengantisipasi tingkat kehadiran ke TPS, karena mungkin ada orang tanya kenapa calonnya satu saja, dan mengantisipasi kalau ada yang menyuruh memilih kotak kosong,” jelas dia lagi.
Lebih jauh Ketua DPRD Kota Semarang ini juga mengajak, para pemilih datang ke TPS dengan protokol kesehatan. Dengan cara seperti ini, diharapkan dapat mengurangi ketakutan terpapar corona, sehingga memperkecil tingkat ketidakhadiran di TPS.
”Kalau TPS nya bersih, jaraknya dijaga, cuci tangan sebelum masuk, dan diwajibkan pakai masker saat datang, saya yakin warga mau datang untuk nyoblos. Karena diyakinkan, bahwa datang ke TPS itu aman dan bebas dari corona,” pungkasnya.
Hery Priyono-Riyan