blank
Kapolres AKBP Christian Tobing (kanan depan) memimpin cegatan semua kendaraan di tapal batas Wonogiri utara. Tindakan ini dilakukan sebagai antisipasi terhadap mobilisasi massa pesilat.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Dalam upaya mencegah terjadinya ancaman kerusuhan massa di Kota Solo, Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing memimpin Tim Khusus (Timsus) Harimau Sabhara, melakukan penyekatan di lintas Wonogiri utara.

Tindakan pencegahan mobilitas gerakan massa pesilat ini, dilakukan sampai waktu Subuh Rabu dinihari (16/9). Semua sepeda motor dan mobil, dihentikan di tapal batas Wonogiri-Sukoharjo menuju arah Solo. Bila didapati ada pengendara dan penumpang beratribut, berseragam dan beridentitas pesilat, diberi pengarahan untuk diminta pulang ke rumah.

Mereka, para pesilat bersama pendekar pimpinannya, dilarang untuk pergi ke Solo. Langah ini, diambil Kapolres Wonogiri untuk mengantisipasi mobilitas massa pesilat, agar tidak menambah gaduh di wilayah Solo.

Massa Pesilat
Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing melalui Paur Humas Polres Wonogiri AIPDA Iwan Sumarsono, Rabu (16/9), menyatakan, tidak ingin massa pesilat dari wilayah Wonogiri membuat gaduh di wilayah lain. Mereka juga dilarang membuat onar di wilayah hukum Polres wonogiri.

blank
Kepada para pendekar silat, Kapolres AKBP Christian Tobing (kanan), memberikan pembinaan dan arahan agar mengembalikan massa perguruan bela diri untuk kembali pulang.

”Semua perguruan persilatan apapun yang mencoba bikin keonaran, akan saya tindak tegas, diproses sesuai prosedur hukum. Tolong kalian camkan ucapan saya ini,” tegas Kapolres saat memberikan pemahaman kepada para pendekar dan massa pesilat yang akan menggeruduk ke Solo.

Langkah sigap Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing bersama Timsus Harimau ini, dilakukan setelah mendapatkan informasi tentang rencana memobilisasi massa pesilat dari Wonogiri dan sekitarnya, yang akan menggeruduk ke Kota Solo.

Informasi itu, diperoleh menyusul setelah ada khabar bahwa ratusan massa pesilat sebagian sudah berkumpul di Plaza Manahan, Solo. Dari Solo diperoleh khabar, bagi massa pesilat yang terlanjur berkumpul di Plaza Manahan, Kota Surakarta, akhirnya dihalau dan dibubarkan untuk pulang meninggalkan lokasi.

Bambang Pur