blank
Kebakaran paling banyak terjadi karena korsleting listrik. Foto : hana eswe/dok.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Peristiwa kebakaran di wilayah Kabupaten Grobogan terdata mencapai 75 kasus selama Agustus 2020. Catatan tersebut tertuang dalam data yang dimiliki Damkar Satpol PP Grobogan.

Menurut Kabid Damkar Satpol PP Grobogan, Gogot Cahyanto mengungkapkan, dari catatan yang ada, ada 75 peristiwa kebakaran tersebar di 18 kecamatan. Satu kecamatan, yakni Kedungjati merupakan wilayah yang nihil kebakaran.

Menurut Gogot, kebakaran paling banyak berada di Kecamatan Toroh dengan jumlah 12 kebakaran. Kemudian, di wilayah Kecamatan Purwodadi ada 10 kali kejadian.

Sedang di Kecamatan Wirosari ada enam kejadian. Untuk kecamatan lainnya, peristiwa kebakaran ada satu sampai lima kejadian.

“Dari kebakaran yang terjadi sejauh ini menimbulkan kerugian material sekitar Rp 5,7 miliar. Kemudian, untuk jumlah korban jiwa akibat kebakaran nihil,” jelas Gogot kepada wartawan, Senin (31/8/2020).

Pihaknya juga menjelaskan, penyebab terjadinya kebakaran mayoritas disebabkan korsleting listrik dengan total 35 kejadian. Kemudian, kebakaran juga diakibatkan api bediang yakni sembilan kejadian, pembakaran sampah lima kejadian, kompor gas sebanyak sembilan kejadian, lilin satu kejadian, obat nyamuk dua kejadian, dan disebabkan puntung rokok sebanyak dua kejadian.

“Selama ini, peyebab kebakaran paling banyak adalah korsleting listrik. Setelah itu, penyebab lainnya yakni api bediang dan kompor,” jelasnya.

Pihaknya menjelaskan, di tahun 2019 peristiwa kebakaran paling banyak terjadi dengan total ada 192 kejadian dan kerugian material mencapai Rp 12,6 miliar dan terdapat dua korban jiwa.

Hana Eswetrs