blank
Kepala BPIP Prof Dr KH Yudian Wahyudi MA dan Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo Dr KH Mukhotob Hamzah MM menunjukan naskah MOU. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Universitas Sains Al Quran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo ke depan bakal menjadi kampus berbasis budaya nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan yang harus diterapkan oleh seluruh civitas akademika setempat.

Gagasan kampus berbasis nilai luhur Pancasila dan Kebhinekaan ditandai dengan penyerahan naskah memorandum of understanding (MOU) antara Rektor Unsiq Jateng dengan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Naskah MOU diserahkan langsung Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo Dr KH Mukhotob Hamzah MM kepada Kepala BPIP Prof Dr KH Yudian Wahyudi MA di Ruang Rapat Lantai II Gedung Rektorat Unsiq, Selasa (25/8).

Penyerahan MOU disaksikan Ketua Pelaksana YPIIQ Drs KH Syarif Hidayat MAg dan seluruh jajaran Wakil Rektor Unsiq. Pada saat bersamaan Yudian Wahyudi juga menyampaikan pembekalan pada calon wisudawan ke-XXXIX secara virtual.

Indonesia Satu

blank
Pembekalan wisudawan ke XXXIX Unsiq Jateng di Wonosobo disampaikan Kepala BPIP Prof Dr KH Yudian Wahyudi MA secara virtual. Foto : SB/Muharno Zarka

Rektor Unsiq Jateng di Wonosobo Mukhotob Hamzah menilai budaya kampus berbasis nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan perlu diterapkan mengingat butir-butir Pancasila dan Kebhinekaan mengandung nilai luhur yang tercermin dalam ajaran agama Islam dan agama lainnya.

“Kerjasama antara civitas akademika Unsiq dan BPIP diharapkan bisa kian menyuburkan nilai toleransi dan kebhinekaan yang selama ini dikembangkan kalangan kampus. Apalagi Unsiq Jateng punya beragam mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah di nusantara,” terangnya.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyampaikan nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan harus terintegrasi dalam kehidupan kampus dan masyarakat. Sehingga terbangun kehidupan akademik, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara baik.

“Indonesia itu dulu terjajah dan kini telah merdeka. Terdiri atas berbagai pulau, suku, ras, warna kulit, agama dan antar golongan. Kebhinekaan tersebut justru yang bisa mengikat Indonesia menjadi satu. Ini sangat luar biasa dan tidak terjadi di negara lain,” ujar mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.

Muharno Zarka-Wahyu