BLORA (SUARABARU.ID) – Kreativitas dan ketrampilan warga Nglawiyan, Kecamatan Kota Blora, Blora, dalam mengolah brambang (bawang) merah menjadi aneka olahan (rasa) berlebel BrambangGO, mendapat respons positif Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Bemula dari kondisi pandemi covid-19 dan langkah Gubernur Jateng membuka instagram #lapakGanjar UMKM yang diposting sendiri, produk BrambangGO asli Blora, kini mendapat perhatian luas, dan pesanan pun mulai berdatangan.
“Terima kasih Pak Gubernur, berkat postingnya instagram #lapakGanjar UMKM, usaha BrambangGO ibu-ibu di Blora jadi terkenal dan banyak pesanan,” beber Pipit Windri Aryati, pembina UMKM dan penggagas usaha BrambangGO.
Dijelaskan isteri Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Sam Gautama Karnadjaja, usaha yang dirintis bersama ibu-ibu tetangganya di Nglawiyan dua tahun lalu, awalnya hanya sekadar usaha rumahan kecil-kecilan.
Melihat warga memiliki kemampuan mengolah bahan baku brambang merah, Pipit tertarik untuk mencoba memberdayakan kemampuan warga Ngalwiyan yang sering dipakai tetangga saat punya hajatan untuk menggoreng brambang.
Awet Renyah
“Ibu-ibu Nglawiyan sering dipocok tenaganya, memasak bawang merah sebagai bahan penyelaras berbagai masakan yang akan disajikan dalam hajatan,” terang mantan karyawan Bank BNI Cabang Cepu itu.
Menurut Pipit, brambang goreng yang diproduksinya memiliki cita rasa khas, an banyak yang mengakui memiliki rasa yang berbeda, dikenal cukup awet dan renyah.
Dari cerita-cerita itulah, pihaknya punya ide memberdayakan ibu-ibu tetangganya, diawali beli bahan baku brambang, digoreng dan diuji sederhana tentang rasa, keawetan, dan tentunya nilai ekonomis bila dipasarkan.
Usaha itu membuahkan hasil. Permintaan pesanan terus meningkat, lantas pada Selasa (25/2/2018), dibuatkan BrambangGO rasa gurih, disusul produksi tiga varian rasa, yaitu BrambangGO rasa original, rasa gurih dan rasa pedas.
Menurut Pipit, lounching pertama kali produk hanya BrambangGO rasa original, itu kepanjangan nama BrambangGO yang artinya BrambangGOreng, hingga akhirnya menjadi spirit cikal bakal Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
Berkat teknologi internet, Pipit dan ibu-ibu terus belajar tentang meningkatkan kualitas, pemilihan bahan baku, cara mengolah, memasak, cara mengemas dan bisnis marketing.
Selain itu, kelompok usaha yang kawasn Nglawiyan sekitar 1,8 kilometer dari alun-alun Kota Blora, banyak belajar produk kemasan dari pelatih UMKM Yogyakarta secara gratis agar lebih menarik untuk bisa diterima pasar.
“Kami terus belasjar, termasuk belajar kemasan mulai dari warna kemasan, bentuk dan desain,” ungkap Pipit Sam Gautama.
Tenryata tidak hanya soal rasa, kemasan dan pemasaran saja. Pipit pun berusaha meningkatkan agar produk ini diakui secara legal, dan keluarlah izin Produksi Industri Rumah Tanggan (PIRT) dari insitusi berwenang.
Kini selain bergabung Ny. Murbi, disusul Ny. Yanti yang memproduksi sambel kacang multiguna, diberi label produknya SateGO, dan ini juga diurus proses ijinnya.
Ari Lasso Kesemsem
Menariknya lagi, demi meningkatkan kualitas produk, ditambah dengan daun kelor yang memiliki banyak manfaat, karena sipapa pun tahu daun kelor ini menjadi pembeda dan nilai unggul di setiap produk kami.
“Saat ini juga sudah bertambah varian Baro BabonayamGO, diproduksi ibu Winarti dari Nglobo yang siap dipasarkan,” kata Pipit penuh semangat.
Perlu diketahui, promosi di media sosial “LapakGanjar” ala Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setiap hari Minggu, benar-benar dirasakan manfaatnya bagi pengusaha UMKM di Jateng, terutama foto-foto produknya sudah nampang di LapakGanjar.
Salah satu pemembeli produk UMKM setelah melihat instagram @ganjar_pranowo, adalah penyanyi beken Indonesia, Ari Lasso, juga kesemsem (tertarik, red) produk PIRT Blora ini.
Kebetulan Pipit Samgautama, produknya dibeli Ari Lasso setelah mengikuti #LapakGanjar pertama di hari Minggu (12/7/2020) lalu. Selang beberapa hari setelah produk teri bawang goreng (@teriGO Blora), diunggah ulang pada linimasa @ganjar_pranowo, pesanan terus bermunculan.
Usahanya Pipit kini sudah berjalan dua tahun. Dalam satu hari, rerata bisa menghasilkan 50 kemasan, dengan dibantu lima orang karyawan dari sekitar rumah. Harapan, selain Gubernuir Jatent, pengusaha UMKM bisa dibantu dari banyak pihak.
Wahono-Wahyu
