SEMARANG (SUARABARU.ID)– Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Tengah, belum lama ini mengadakan Rapat Koordinasi Daring dan Webinar, bersama lembaga penyiaran se-Jateng.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, yang menjadi salah satu pembicara atau narasumber dalam acara itu mengatakan, televisi dan radio menjadi media yang penting untuk menyampaikan informasi, mengenai pencegahan dan penanganan covid-19.
”Kita semua saat ini berada pada tingkat kerentanan tinggi, karena perilaku yang belum berubah. Kini saatnya mengubah dan menata perilaku kita. Sudah banyak anjuran agar memakai masker, mencuci tangan, memakai handsanitizer, serta jaga jarak, tapi perilaku dalam mencegah persebaran covid-19 belum berubah,” keluh Ganjar.
BACA JUGA : Kegiatan Penyiaran Sangat Terdampak Covid-19
Menurut dia, dunia penyiaran penting dalam memberikan edukasi sebagai upaya penyadaran ke masyarakat. Banyak upaya serta ikhtiar telah dilakukan, dan itu tidak mudah.
”Tingkat ke-ngeyelan, ndableg-nya (bandel-red) masih tinggi, dan perilakunya belum berubah. Tantangan lembaga penyiaran saat ini adalah, bagaimana mengurangi hoaks, mengedukasi secara menarik, agar masyarakat selalu waspada dalam melawan covid-19. Saya akan mendukung penuh, agar siaran lebih edukatif,” imbuhnya.
Gubernur juga berharap, nantinya beragam siaran akan dipenuhi pemahaman bagaimana kita menuju perbaikan-perbaikan dari berbagai sektor, bahkan sub sektor.
Informasi Valid
Sedangkan Ketua KPID Provinsi Jateng, Budi Setyo Purnomo menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya KPID Provinsi Jateng dengan berkoordinasi bersama lembaga penyiran, tentang bagaimana bersiaran di era pandemi covid-19.
”KPID Provinsi Jawa Tengah telah membentuk satuan tugas monitoring pemberitaan covid-19. Karena banyak berita yang kadangkala tidak sesuai dengan informasi yang sebenarnya atau hoaks. Lembaga penyiaran harus menjadi pusat informasi yang valid,” terang Budi SP.
Dikatakan dia, KPID bersama lembaga penyiaran lainnya, diharapkan menyampaikan informasi yang membangun optimisme, motivasi, dan memberikan solusi pada masa pandemi covid-19 ini. Lembaga penyiaran harus tetap semangat, dan jangan pernah lelah dalam menyampaikan informasi yang benar, serta menyiarkan kampanye-kampanye pencegahan covid-19.
Pembahasan pada kegiatan dengan tema ‘Dinamika Penyelenggaraan Penyiaran di Masa Pandemi Covid-19’ ini, dimoderatori Komisioner KPID Provinsi Jateng Bidang Kelembagaan, Isdiyanto, dengan narasumber Budi Setyo Purnomo (Ketua KPID Jateng), Amir Machmud NS (Ketua PWI Jawa Tengah), dan Amirudin (Ketua Program Studi Antropologi FIB Universitas Diponegoro).
Sementara itu, Amir Machmud NS dalam paparannya menyampaikan, ada tiga elemen dalam efektivitas sosialisasi. Yang pertama adalah pemerintah, dalam hal penyampaian kebijakan dan aturan-aturan. Kedua, masyarakat sendiri, dalam hal kemauan sikap menerima informasi. Ketiga, media massa, dalam hal tanggung jawab menjadi mitra pemerintah untuk menyampaikan informasi-informasi.
Tanggung Jawab Sosial
”Saya menangkap ajakan Gubernur Jawa Tengah ini, mengenai kedisiplinan masyarakat dalam menyikapi perilaku, dan beradaptasi pada masa pandemi covid-19 ini. Lembaga penyiaran untuk itu diajak dalam mengampanyekan pencegahan covid-19,” ungkapnya.
Fungsi media, seperti dikatakannya, sesuai dengan UU Pers, yaitu memberi informasi, memberi pendidikan, memberi hiburan, dan menjalankan kontrol sosial.
”Namun fungsi-fungsi itu tidak hanya sekadar disikapi sebagai fungsi saja, tetapi juga memiliki nilai tanggung jawab sosial,” papar Amir Machmud.
Idealnya, dalam mengemas fungsi-fungsi media dengan tanggung jawab sosial, lembaga penyiaran dapat memilih tema-tema edukasi yang memberi atau menambah pengetahuan masyarakat, serta mencegah pesimisme dan mendorong optimisme.
”Informasi harus menginspirasi. Audiens media diajak atau diarahkan untuk berjuang, bertahan, mengikuti keteladanan, ikut merawat keadaan dan lingkungan, serta ikut mendisiplinkan diri sendiri serta lingkungan,” tandas Amir.
Riyan-Sol