blank
Aris Panji alias Irianto, penyair dan aktivis Kebumen saat tampil di suatu acara.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Kalangan aktivis dan seniman di Kebumen berduka. Irianto alias Aris Panji yang dikenal sebagai aktivis yang getol membela kaum marjinal sekaligus penyair dan penggiat seni budaya, meninggal dunia Rabu malam (22/7) dalam usia 58 tahun karena sakit.

Meninggalnya pria bertubuh kecil kelahiran Kebumen 24 Februari 1962 tersebut menjadi kehilangan bagi kalangan seniman, penyair dan aktivis. Sebab hampir di setiaap kegiatan seni, sastra  dan budaya, Aris selalu hadir. Bahkan lelaki yang kemana-mana kerap naik sepeda onthel itu juga getol mendokumentasikan kegiatan seni tradisi.

Aris dikenal pula sebagai aktivis yang berani melawan hegemoni penguasa. Bahkan di era Orba dia kerap membela kaum marjinal seperti petani Urut Sewu hingga ikut mendukung PDI Pro Meg yang kala itu kerap dikejar-kejar rezim penguasa. Belakangan Aris juga aktif membela para petani di kawasan karst (batu kapur di bawahnya ada mata air) Gombong selatan.

Teman-teman aktivis di Kebumen mengenal lelaki ini dengan nama beken Aris Panji, seorang penyair, penulis puisi dengan nama pena Aris Panji Wulung Santariaji atau Aris Panji WS. Pemakaman pada hari Kamis, (23/7) di tempat pemakaman umum Desa Menganti, Kecamatan Sruweng, dihadiri sejumlah seniman, budayawan dan aktivis koleganya.

blank
Jenazah Aris Panji diberangkatkan ke pemakaman dari rumah duka di Desa Sidoharjo, Kecamatan Sruweng, Kebumen.(Foto:SB/Ist)

Nampak hadir Ketua Paguyuban Tosan Aji Brajabumi Ki Setyo Budhi, Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kebumen Pekik Sat Siswo Nirmolo, aktivsi Gusdurian Kebumen dan sejumlah seniman, budayawan, penyair dan aktivis.

Aris Panji meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak telah dewasa. Pria ini mulai beraktivitas sejak tahun 80-an. Karya buku kumpulan puisi atau antologi puisi Purnama Kamar Putih, Sosok Tiga, Nyanyian Karah.

Ketua DKD Kebumen Pekik Sat Siswo merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Aris Panji, Mengingat Aris sebagai salah satu pengurus Komisi di DKD yang sangat peduli dengan pendokumentasian beberapa produk seni tradisional.

blank
Foto kenangan bersama seniman dan penyair Kebumen.(Foto:SB/Ist)

Salah satu hasil investigasi Aris Panji adalah munculnya wacana Cepetan sebagai ikon kesenian di Kebumen yang merupakan alat perjuangan melawan penjajah.  Bahkan menurut penuturan Seniman, seorang tokoh petani warga Kebumen selatan, Aris Panji merupakan pahlawan bagi masyarakat Urut Sewu ikut memperjuangkan hak pemilikan tanah.

Komentar senada diungkapkan, Mustholih, seorang tokoh pendidik dan mengelola media on line.”Aris Panji tulisan-tulisannya dahsyat, menjadi roh bagi media online yang saya kelola,”ucap Mustholih.

Aktivitasnya yang paling baru, bersama komunitas seniman penyair Sekolah Rakyat MeluBae Kebumen tahun 2019, sukses menggelar Repertoar Dangsak di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen.”Kami semua kehilangan tokoh yang konsisten di bidang seni  budaya dan pembela wong cilik,”tandas Pekik.

Komper Wardopo