PURBALINGGA (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen memberdayakan potensi pondok pesantren di Kota Perwira menjadi lebih mandiri dalam bidang ekonomi.
Penegasan itu disampaikan Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi dalam acara Kopi Darat (Kopdar) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jawa Tengah di Ponpes Nurul Barokah, Desa Beji, Kecamatan Bojongsari.
Dalam kesempatan itu, Bupati berkesempatan menyerahkan bantuan peralatan untuk usaha kecil menengah kepada sebanyak 30 pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Purbalingga.
Sebanyak 16 ponpes diantaranya mendapatkan bantuan berupa paket peralatan konveksi dan 14 diantaranya mendapatkan paket peralatan bakeri. “Tahun ini Pemkab Purbalingga punya program pemberdayaan ekonomi ponpes,” ujarnya.
Dia menyebutkan, pemkab berupaya menyentuh ponpes, karena apapun berdirinya ponpes tidak hanya berkontribusi dalam rangka menciptakan generasi penerus bangsa yang insani, qurani dan berakhlakul karimah.
“Tetapi juga sesungguhnya ponpes juga harus berpikir bagaimana para santri setelah selesai mengenyam pendidikan di pesantren juga harus bisa mandiri,” tandas Tiwi.
Dijelaskan, masing-masing ponpes sebelumnya telah dicatat dan diinventarisir untuk dikenali potensinya. Masing-masing ternyata memiliki potensi yang berbeda-beda, ada yang di bidang pertanian, konveksi, perikanan dan sebagainya. Setelah itu mereka mendapatkan pelatihan selama satu bulan, kemudian diserahkan bantuan peralatan secara bertahap.
Setelah mendapat pelatihan dan peralatan, Pemkab Purbalingga berkomitmen ke depan ponpes tersebut juga bisa dibantu permodalan, agar para santri ini setelah selesai pendidikan bisa mandiri. “Paling tidak bisa cari pekerjaan sendiri atau membuka lapangan sendiri menjadi entrepreneur,” ungkap orang nomor satu di Kabupaten Purbalingga tersebut.
Di samping menyerahkan bantuan peralatan, Bupati juga memotivasi para punggawa UMKM dari berbagai wilayah di Jawa Tengah yang hadir dalam kegiatan tersebut. Bupati mengajak agar bagaimana di tengah krisis pandemi covid-19 sektor perekonomian rakyat bisa bergerak.
Di Kabupaten Purbalingga, Bupati mengenalkan beberapa kebijakan Pemkab Purbalingga dalam rangka men-support agar UMKM menjadi penyangga perekonomian daerah.
Di antaranya melalui Perbup Bela-Beli Produk Purbalingga, yakni gerakan setiap kesempatan kegiatan/acara pemerintah dengan berdayakan pelaku UMKM di bidang kuliner, dan sebagainya.
“Di sektor permodalan, kita kerja sama dengan perbankan BUMD dengan saham Pemda membuat program ‘Kredit Mawar’, yakni kredit melawan rentenir. Yakni kredit dengan suku bunga 0%,” katanya.
Melalui DinkopUKM dan Dinperindag juga dilakukan pembinaan kepada pelaku UMKM. Diantaranya berupa pelatihan, peralatan, bantuan packaging produk.
Sedangkan di sektor pemasaran, Pemkab Purbalingga bekerja sama dengan Bukalapak melalui platform Tuka-Tuku. Sehingga, produk UMKM unggulan di Purbalingga sudah bisa dijual secara online yang mampu melayani permintaan dalam jumlah banyak.
“Kita juga bekerja sama dengan Alfamart, sepanjang toko ini berdiri di Purbalingga syaratnya mereka harus mau bekerja sama dan menjual produk UMKM lokal. Sekarang baru 4 Alfamart target saya seluruh Alfamart di Purbalingga bisa menjual produk UMKM dari Purbalingga ini,” katanya.
Ema Rohman-trs