blank
Bagas Dzulfikar Putra, siswa Kelas IV SDN 1 Wonosobo, tengah mengikuti PJJ dari rumah selama pandemi Covid-19. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Wonosobo Muh Kristijadi mengungkapkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) untuk jenjang SD dan SMP di Wonosobo belum berjalan secara maksimal.

“Sebab keberhasilan pelaksanaan PJJ daring level I online murni tingkat SD baru berjalan 1 persen dan jenjang SMP 9 persen. Sedang di level II yang menggunakan fasilitas WA, SMS, google class room dan email SD 39 persen dan SMP 29 persen,” jelasnya.

Penjelasan tersebut disampaikan Muh Kristijadi, di sela-sela “Diklat PJJ Daring” yang digelar PGRI Wonosobo dan Disdikpora setempat secara virtual, Rabu (1/7). Acara tersebut diikuti 1.574 guru TK/SD/SMP/SMA dan SMK di Wonosobo.

Sedang di level III atau PJJ luar jaringan (luring) terencana, sambungnya, keberhasilan pelaksanaan di tingkat SD 32 persen dan di SMP 40 persen. Dan, di level IV PJJ luring tidak terencana keberhasilannya tingkat SD mencapai 28 persen dan SMP 22 persen.

“PJJ luring terencana guru tidak menggunakan metode online tapi melakukan home visit ke rumah-rumah peserta didik. Sedang luring tidak terencana sekolah atau guru tidak melaksanakan proses pembelajaran sama sekali. Mereka menganggap selama pandemi Covid-19 sekolah libur tanpa ada PJJ,” tegasnya.

Banyak Kendala

blank
Kepala Disdikpora Wonosobo, Muh Kristijadi. Foto : SB/dok

Menurut Muh Kristijadi, rendahnya pelaksanaan PJJ daring selama pandemi Covid-19 di tingkat SD dan SMP, karena banyak terjadi kendala tehnis di lapangan. Baik yang dihadapi guru, siswa maupun orang tua sebagai pendamping PJJ anak di rumah.

“Kendala tehnis terkait rendahnya kemampuan penguasaan tehnologi informasi dalam proses pembelajaran. Selain itu, karena kondisi darurat, banyak guru, siswa dan orang tua murid belum siap dengan kulture atau kebiasaan proses pembelajaran secara online,” sebutnya.

Rata-rata sekolah SD dan SMP yang belum melaksanakan PJJ daring level I dan II, sambungnya, berada di wilayah pedesaan. Tipologi geografis Wonosobo yang merupakan daerah pegunungan menjadikan sinyal internet lemah. Akibatnya PJJ online banyak terhambat.

“Saat ini Disdikpora Wonosobo tengah menyiapkan skenario pembalajaran tatap muka (PTM) normal, PTM protokol kesehatan, PJJ dan perpaduan antara PTM dan PJJ guna mensikapi pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir ini,” katanya.

Pihaknya berharap guru di masa PJJ karena wabah virus Corona tersebut, harus terus meningkatkan skill di bidang tehnologi pembelajaran. Karena tanpa bekal tehnologi virtual proses PJJ tidak akan bisa berjalan dengan baik, efektif dan efisien.

Muharno Zarka-Wahyu