MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2020, kebanyakan sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP) termasuk sekolah negeri di Kota Magelang kekurangan siswa lewat jalur afirmasi.
Dampak dari itu, kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito, sekolah harus membuka PPDB gelombang kedua, supaya daya tampungnya terpenuhi.
‘’Jika pada PPDB gelombang kedua juga masih kekurangan siswa, sekolah diizinkan menerima siswa baru sampai dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 pada pertengahan bulan Juli mendatang,’’ terangnya, Senin (29/6).
Mantan Kabag Umum Setda Kota Magelang itu menerangkan, sesuai juknis PPDB, 60% sekolah menerima siswa melalui jalur zonasi. Selanjutnya 20% melalui jalur prestasi, 15% jalur afirmasi dan 5% mutasi.
‘’Rata-rata yang tidak terpenuhi penerimaan siswa baru melalui jalur afirmasi. Yaitu jalur untuk siswa kurang mampu. Karena siswa kurang mampu sebenarnya sudah tertampung melalui jalur zonasi. Supaya daya tampung siswa baru terpenuhi, maka harus membuka PPDB gelombang kedua,’’ katanya.
Dia menerangkan, untuk SMP negeri kekurangannya antara tujuh hingga 15 siswa baru. Sedang SD negeri rata-rata terpenuh, jika kurang sekitar dua calon siswa baru. Sekolah swasta ada yang sudah penuh dan yang masih kurang.
Khusus PPDB gelombang kedua, lanjut Agus, sekolah bebas menerima siswa baru. Jadi diserahkan sepenuhnya kepada sekolah yang bersangkutan. Kebanyakan sekolah menerima siswa baru jalur prestasi. ‘’SMPN 1 dan SMPN 2 pada PPDB gelombang kedua menerima siswa baru jalur prestasi,’’ tuturnya.
Ditanya apakah dengan sistem zonasi sekolah-sekolah yang dulu unggulan tetap bisa mempertahankan prestasinya, Agus mengemukakan, dirinya belum bisa menjawab pasti.
‘’Seperti SMPN 1 hasilnya belum bisa diketahui. Sebab tahun ini tidak ada ujian karena pandemi Covid-19. Saya tetap optimis para guru mempunyai teknik sendiri dalam mendidik siswanya agar sekolahnya tetap berprestasi,’’ ungkapnya. (Pro/Kota Magelang)
Editor : Doddy Ardjono