blank
Wakil Walikot tegal Muhammad Jumadi. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi, ST MM mengatakan, kebijakan Pemerintah Kota Tegal dalam menghadapi pandemi covid-19 dari awal pandemi kasus (Maret), intervensi pertama local lockdown 30 Maret 2020, intervensi 2 isolasi wilayah, intervensi 3 PSBB ke 1 dan 2 dari 23 April – 22 Mei 2020, relaksasi sampai kemudian menuju new normal memberikan hasil nyata.

“Kebijakan strategi dan intervensi yang telah dilakukan memberikan hasil nyata tersebut bisa di lihat dari Kasus positif terkendali, PDP menurun, ODP terpantau terkendali, Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mencegah penularan,” kata Jumadi.

Jumadi mengatakan itu saat berbicara pada penyelenggaraan Web Seminar (Webinar) Institute of Governance and Public Affairs (IGPA) Magister Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tema ”Berdamai dengan Covid-19. Agenda kebijakan dan pelayanan publik di Era New Normal,” yang dilaksanakan di Kominfo, Selasa (16/6/2020).
.
Impact yang baik (positif) dan kasus terkendali membuat Pemerintah Kota Tegal dan masyarakat merespon baik dan siap melaksanakan kebijakan new normal dengan konsep Jakwir Pentol.

‘’Jakwir artinya teman yang baik, pertemanan adalah pendekatan sikap dengan keterbukaan (berteman dengan Covid-19). Pentol artinya hebat. Teman yang baik selalu menguatkan dan terbuka dengan tatanan kehidupan baru, new normal,’’ papar Jumadi.

Selain itu, Muhamad Jumadi juga menjelaskan bahwa Jakwir Pentol dapat direalisasikan edengan menjalankan protokol kesehatan pada wira usaha dan ekonomi harus tetap berjalan dan semakin baik, interaksi, koordinasi dan cross notifikasi lintas batas yang kuat.

Selain itu, penguatan monitoring pada era new normal adalah prioritas. Tolak ukur efektifitas pada anggaran dan sumberdaya dijadikan indikator keberhasilan utama. Lingkungan bersih, aman dan kondusif harus diciptakan dengan semangat kegotong royongan.

Jumadi juga mengingatkan bahwa tantangan terbesar dalam new normal adalah Tantangan perilaku masyarakat terhadap protokol kesehatan, tantangan mobilitas dan interaksi khususnya di daerah perbatasan, pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya yang terdampak.

Tegal sebagai kota jasa dan perdagangan, tantangan pada kualitas surveilans epidemiologi dan tantangan pada pengelolaan media sosial, media massa dan lainnya.

Nino Moebi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini