NAIK kereta api di Indonesia sekarang ini sangat nyaman. Tidak ada calo tiket, keretanya juga adem karena semua gerbong pakai pendingin atau AC. Kemudian tidak ada yang berjualan asongan wira-wiri dar gerbong satu ke gerbong lain. Ada nasi pecel, nasi rames, minuman, sampai jarum jahit, pensil, balpoin pun dijual di gerbong.
Maka ketika ada kereta api kelas bisnis, muncullah plesetan. Mereka yang ada di dalam kereta api itu bisa sambil berbisnis. Ya bisnis jual nasi pecel, rames, mainan, minuman, dan sebagainya. Maka, kereta api waktu itu pun selain membuat penumpang kurang nyaman juga kurang aman. Karena ada pula yang menyaru penjual asongan, ternyata juga nyambi mengambil tas penumpang, mencopet, ataumengambil sepatu penumpang yang tidur di lantai.
Djo Koplak selaku aparat keamanan di kereta api yang dikenal sebagai Polsuska atau polisi khusus kereta api pun sering repot menertibkan pedagang asongan yang membandel di atas kereta itu.
Di antara para pedagang, tidak sedikit juga yang curang. Misalnya menjual air dalam botol minuman kemasan. Tetapi itu cuma akal-akalan, botol bekas diisi dengan air puih biasa, bahkan ada yang tidak dimasak.
Kemudian ditutup lagi dan dipasang segelnya dengan dipanasi menggunakan hair dryer sehingga sehingga botol baru keluaran pabrik.
Suatu kali ada laporan penumpang yang membeli minuman ringan dari pedagang asongan, ternyata rasanya aneh. Yang dibeli minuman sprite yang waktu itu masih pakai botol kaca, si penjual kemudian menuangkan minuman ke kantong plastik diberi sedotan lalu diserahkan ke penumpang. Habis itu si penjual langsung pergi.
Djo dan timnya kemudian melacak kejadian ini, dan tertangkaplah pedagang asongan penjual minuman ringan palsu itu. Selanjutnya, tersangka diproses. Dalam interogasi, tersangka mengaku, bila yang dijual itu memang minuman asli yang dicampur dengan air. Perbandingannya tentu banyak airnya, sehingga rasanya pun jadi nggak jelas.
“Botol minuman itu ketika dibuka kan bunyi, karena ada gas keluar. Tetapi pembeli katanya mendengar bunyi psssttt suara gas yang keluar, padahal kan isinya air?” tanya Djo pada tersangka.
“Kalau ada yang beli, kemudian saya buka botol sambil membelakangi pembeli. Pura-pura buka, mulut saya bersuara psssttt,” kata tersangka.
Djo pun geram, kemudian memerintahkan teemannya menyerahkan penjual minuman palsu ini ke polisi.
Widiyartono R.