DARWIN, (SUARABARU.ID) – Pandemi COVID-19 telah menyebabkan warga yang
ada di Australia, termasuk beberapa warga Indonesia, kehilangan pekerjaan. Namun, tidak sedikit Warga Negara Indonesia yang bekerja maupun yang sedang belajar di Negeri Kangguru tersebut menawarkan bantuan bagi mereka yang terkena dampaknya. Yakni, membuat makanan dan dibagi- bagikan kepada para sesama WNI maupun orang-orang lain yang ada di sana.
Seperti yang dilakukan oleh Dominic Witono dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim Dapur WHV & Students, sudah hampir dua bulan terakhir memasak aneka sayuran dan nasi dan kemudian dibagi-bagikan ke sesama yang memerlukannya.
“Yang kami lakukan ini selain untuk membantu sesama, juga untuk mengisi waktu yang luang di tengah pandemic Covid-19 ini,” kata Dominic Witono yang juga Wakil Ketua Organisasi Indonesia Australia Community Darwin Inc yang dihubungi melalui telepon selular, Minggu (17/4).
Menurutnya, selama memasak untuk keperluan tersebut pihaknya juga mendapat bantuan dari berbagai pihak, yakni relawan yang berasal dari para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Darwin, ibu-ibu rumah tangga. Dan kegiatan tersebut juga didukung sepenuhnya oleh Konsulat RI di Darwin.
Ia menambahkan, kegiatan berbagi makanan tersebut ditujukan bagi para mahasiswa dan pemegang working holiday visa (WHV) yang terkena dampak pandemi COVID-19, khususnya yang berada di Kota Darwin.
“Selain itu, kami bersama warga negara lainnya seperti dari Malaysia, Philiphina, membantu para mahasiswa internasional selama krisis Covid-19 ini,” kata alumni SMA Katholik Pendowo Magelang, tahun 1991 silam ini.
Dominic menambahkan, selama hampir dua bulan ini, sekitar 50 bungkus nasi dibagi-bagikan bagi masyarakat yang terdampak. Sedangkan, untuk mencukupi keperluan masakan tersebut, pihaknya sengaja membuka kantong donasi. Bantuan yang diberikan oleh para donatur pun sangat beragam , mulai dari beras, bahan pangan lainnya dan ada juga yang dalam bentuk uang tunai maupun yang ditranfer melalui rekening di bank.
Dari bantuan yang masuk tersebut, kemudian dimasak bersama -sama dengan para ibu-ibu dan sejumlah orang lainnya. Sedangkan, untuk pendistribusian bantuan tersebut dilakukan oleh para relawan dan para pelajar Indonesia lainnya.
“Untuk memasaknya, salah satunya saya yang mengerjakannya. Karena, kebetulan selama ini saya bekerja sebagai chef di salah satu restoran di Charles, Kota Darwin,” katannya.
Pria asal Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang ini. Namun, di pertengahan Mei ini, tepatnya Selasa ( 19 Mei besok), kegiatan tersebut terpaksa harus dihentikan. Penghentian kegiatan sosial tersebut diantaranya disebabkan banyaknya relawan yang
membantu mendistribusikan makanan tersebut, sudah banyak yang beraktivitas kembali seperti bekerja maupun menuntut ilmu. Selain itu, banyak pula ibu-ibu yang akan menyiapkan untuk keperluan keluarganya di bulan Ramadhan ini.
Menuruntya, hingga Minggu ( 17/4), masih ada beberapa bahan pangan yang tersisa seperti beras, susu, teh, mi instan dan lainnya yang bisa dipergunakan akan dibagikan dalam skala kecil.
“Saya juga akan segera umumkan donasi untuk misi ini dinyatakan ditutup,dan segera menyusun laporan keuangan. Saya dan Tim Dapur WHV & Students mengucapkan terima kasih untuk kerjasama dari semua pihak yang secara luar biasa telah bekerja untuk kemanusiaan,” katanya.
Pria asal Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang ini menuturkan, kasus Covid-19 di Kota Darwin, Australia sudah mulai menurun. Bahkan, pemerintah setempat sudah mulai membuka lagi kegiatan masyarakat baik untuk bekerja maupun sekolah, meskipun masih skala kecil. “Saya akan kembali bekerja sebagai chef di restoran tempat saya bekerja pada awal Juni nanti,’ imbuhnya.
Yon