GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Sejak pukul 09.00 WIB Minggu pagi (17/5), warga telah berkumpul di Kantor Kelurahan Purwodadi. Kedatangan mereka tidak lain yaitu menunggu datangnya Bantuan Sosial Tunai (BST) yang dibagikan petugas.
Terdata sebanyak 634 KK mendapatkan bantuan sosial senilai Rp 600 ribu. Mereka semua datang dengan membawa persyaratan yakni KK dan KTP. Tentu saja, mereka tetap mengindahkan protokol kesehatan sebelum masuk ke Kantor Kelurahan Purwodadi.
“Kami minta mereka cuci tangan sebelum masuk ke kelurahan. Harus pakai masker. Dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Kursinya ini kita buat berjarak karena kita harus patuh aturan physical distancing,” jelas Hendro Sutopo, Lurah Purwodadi.
Setelah menunggu satu jam lamanya, petugas dari Kantor Pos Purwodadi datang. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok dari 23 wilayah yang berada dalam lingkup Kelurahan Purwodadi.
Satu per satu warga dipanggil untuk melakukan tanda tangan. Setelah proses verifikasi, mereka mendapatkan uang senilai Rp 600 ribu dan diminta foto beserta uang dan KTP atau KK yang dibawanya sebagai bukti telah menerima BST tersebut.
Yuliyanti, misalnya. Warga Jagalan, Purwodadi ini mengaku senang dapat bantuan sosial tunai senilai Rp 600 ribu ini. Pasalnya, adanya covid-19 ini membuat pekerjaannya sebagai buruh harus terhenti. Ia menjadi salah satu diantara jumlah warga Kelurahan Purwodadi yang menerima BST tersebut.
“Hari ini saya dapat BST. Jumlahnya Rp 600 Ribu. Sebelumnya tidak pernah mendapatkan bantuan lain-lain. Baru kali ini dapat. Karena covid-19 ini saya nganggur. Alhamdulilah, nama saya terdata dan saya berterima kasih telah mendapatkan BST ini,” ujar Yuliyanti.
Imbauan
Terkait dengan BST ini, Hendro menjelaskan, warga yang menerima bantuan ini merupakan mereka yang terdampak covid-19 ini. Mereka juga belum pernah mendapatkan bantuan selain BST. Sebab, dalam pemberian bantuan ini harus mengacu pada sembilan persyaratan yang ditentukan pusat.
“Kami mengimbau kepada semuanya. Marilah kita semua bersikap arif dalam menyikapi yang baru trend di masyarakat yaitu adanya beberapa bantuan pemerintah berupa jejaring sosial dalam menanggulangi dampak covid 19 ini,” ujar Hendro, sebelum pembagian BST ini dilakukan.
Pihaknya berharap, semua warga tidak perlu bersitegang, adu urat leher apalagi sampai bertindak yang menyinggung ataupun merugikan yang lain hanya karena BST ini.
“Karena kita adalah satu tubuh. Yen wong jowo ngendikan nek ono rembug yo dirembug. Ini khususnya dalam kita menyikapi warga kita yang merasa mendapatkan perlakuan kurang adil dalam hal penyaluran bantuan pemerintah ini,” jelas Hendro.
Minta Kerja Sama
Hendro juga meminta kepada seluruh ketua RT, RW, tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kota Purwodadi ini agar siap memberikan pemahaman kepada warga yang komplain karena ketidakadilan itu. Pihaknya menjelaskan, namanya bantuan, memang tidak mungkin mencukupi keseluruhannya.
“Namun, setidaknya bisa kita upayakan perolehannya. Jadi, bagi warga yang belum masuk di program bantuan sosial dari PKH, BPNT, BST, maupun dari APBD Kabupaten Grobogan, APBD Propinsi Jateng, akan kita masukan dalam jejaring sosial dana tidak terduga dari dana kelurahan,” jelasnya.
Maraknya warga yang lebih suka komplain di media sosial, Hendro meminta kepada warga agar melakukan komplain tersebut ke pihak RT dan RW setempat. Nantinya, tanggapan dari warga ini akan dibawa ke dalam forum rembuk kelurahan.
“Nanti akan kita upayakan yang terbaik untuk warga di Kelurahan Purwodadi. Demikian semoga ini bisa kita berikan sebagai pemahaman bagi warga kelurahan Purwodadi sehingga tercipta suasana yang damai, kompak, dan amanah,” tuturnya.
Hana Eswe-trs