blank

JEPARA (SUARABARU.ID)– Data terbaru  yang dirilis oleh sekretariat Satuan Tugas Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) Kabupaten Jepara.

Dari data tersebut jika dibandingkan dengan data yang dirilis 24 Maret jam 14,34 terdapat kenaikan signifikan. Dalam situs resmi Sargas,   corona.jepara.go.id. yang diunggah Rabu 25 Maret 2020 jam 18.12 WIB disebutkan, Orang Dalam Pemantauan  ( ODP ) adalah  37 orang dan Pasien Dalam Pengawasan total 11 orang.

Dari jumlah pasien PDP 10 orang masih di rawat di rumah sakit. Namun dalam situs tersebut tidak ada keterangan dimana 10 orang pasien PDP itu dirawat.

Sedangkan berdasarkan data yang diungah di situs tersebut Selasa, 24 Maret 2020 jam 14.34  dijelaskan.  Orang Dalam Pemantauan jumlahnya  32 orang. Sedangkan  Pasien Dalam Pengawasan sebanyak   8  orang.

Dengan demikian dalam kurun waktu 1 hari terdapat penambahan pasien dalam status ODP sebanyak 5 orang dan penambahan pasien PDP 3 orang.

Jumlah ini belum termasuk warga jepara yang dirawat diberbagai rumah sakit yang berada di Kudus atau kota lain. Dari informasi yang dihimpun SuaraBaru.Id, saat ini ada 5 orang  pasien dalam status PDP yang dirawat diruang isolasi RS Mardi Rahayu dan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Hari ini ada 1 pasien status PDP yang masuk disebuah rumah sakit di Kudus.

Sedangkan    data yang dirilus situs resmi  Satgas Corona Kabupaten Kudus   :  corona.kuduskab.go.id disebutkan, sampai  Rabu  25 Maret  2020 jam 18.44 Wib,  diberbagai rumah sakit di Kudus dirawat pasien dengan status PDP sebanyak 22 orang.

Pasien  yang dirawat diruang isolasi ini yang berasal dari luar wilayah sebanyak 8 orang dan dari kabupaten Kudus sendiri sebanyak 14 orang.

Para pekerja media, sampai malam ini belum mendapatkan keterangan dari fihak yang berwenang di Jepara terkait penyebab peningkatan angka baik ODP maupun PDP yang cukup signifikan.

Namun ada spekulasi penambahan jumlah pasien tersebut terkait dengan kepulangan ratusan warga Jepara yang bekerja di Jakarta sebagai pusat penyebaran virus corona di Indonesia. Sebab dalam pemeriksaan para penumpang bus dari Jaklarta selama dua hari tercatat sekitar 30 orang  dengan suhu badan lebih 37,6 drajat.

Hadi Priyanto

 

,