WONOSOBO(SUARABARU.ID)– Pengurus Musyarawah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP Jawa Tengah mengadakan seminar dan Raker di Wonoland Keseneng Mojotengah Wonosobo. Kegiatan tersebut diikuti pengurus MGMP PAI SMP dari 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah.
Salah satu materi yang diberikan dalam acara tersebut adalah pembekalan cara menghafal Alquran 30 juz dalam 1 bulan dengan narasumber Hj. Yuli Sri Latifah Al Hafidzoh MSi pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Siwatu Watumalang Mojotengah.
Dengan materi ini diharapkan guru PAI bisa ikut menghafal Alquran sebab itu menjadi kebutuhan pokok bagi guru agama. Minimal bisa mengarahkan anak didiknya bisa menjadi hafidz dan hafidoh.
Dalam kesempatan tersebut disampaikan bahwa mitos yang berkembang saat ini jika menghafal Alquran, mereka beralasan menghafal hanya untuk anak-anak. Menganggap diri sudah tua sehingga sulit menghafal Alquran.
“Menyalahkan orang tua, yang tidak mengarahkan dirinya untuk belajar Alquran sejak kecil. Beralasan tidak ada guru dan tempat untuk menghafal. Merasa tidak punya waktu senggang untuk menghafal,” katanya.
Selain itu, imbuhnya, tidak ada program menghafal Alquran yang bisa diikuti secara singkat. Merasa belum menemukan metode yang cocok untuk dirinya.
Meyakini pemahaman hadis bahwa lupa hafalan Alquran merupakan dosa besar, sehingga tidak mau menghafal Alquran karena takut dosa. Berkeyakinan bahwa ayat Alquran sulit dihafal dan cepat lupa.
“Kesibukan sehari-hari dan sulit membagi waktu karena tidak ada prioritas. Berprasangka bahwa ingatannya lemah sehingga minim ikhtiar.
Anggapan bahwa menghafal harus dimulai saat bulan Ramadhan juga kerap dijadikan alasan untuk tidak menghafal Alquran,” paparnya.
Bisa Menghafal
Menurut Bu Yuli, berdasarkan fakta yang ada melalui metode ini sudah terbukti seorang pensiuan PNS dalam usia 58 tahun berhasil menghafal Alquran dalam waktu 3 bulan itu disebabkan karena beliau mempunyai penyakit migren sehingga tidak bisa menyelesaikan sesuai target yang telah ditentukan. Dan ada salah satu santri yang bisa menghafal 30 juz dalam waktu 21 hari.
Drs Agus Sholeh MPd selaku Kasubdit PAI SMP/SMPLB Kemenag Jateng meminta kepada para guru PAI SMP agar selalu meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat. Apalagi seiring dengan kebijakan zonasi yang menuntut agar setiap sekolah dapat memberikan manfaat bagi pembinaan dan kemajuan masyarakat sekitar sekolah.
“Kami berharap agar setiap guru PAI SMP dapat terus meningkatkan kemampuannya, tidak hanya sekedar mengajar, namun menjadi guru yang dapat menjadi panutan bagi pembinaan dan kemajuan masyarakat di sekitar sekolah”, ujarnya.
MGMP PAI SMP, imbuhnya, mempunyai peranan penting dalam menyamakan langkah untuk pembinaan anak-anak usia SMP yang saat ini menghadapi tantangan yang lebih berat dihadapi daripada para gurunya. Hal ini karena kemajuan ekonomi Indonesia dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.
“Kita harus memberikan bekal yang cukup untuk masa depan anak-anak kita ini, karena merekalah yang akan memimpin bangsa, agama dan Negara kita ini. Karena itu mereka harus kita bekali dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesian yang seimbang,” katanya.
Ia juga meminta agar para pengurus MGMP PAI SMP terus membangun komunikasi yang aktif dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama agar pendidikan agama Islam di sekolah dapat terlaksana dengan baik.
“Kementerian Agama memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Daerah yang telah mendukung pelaksanaan pendidikan agama Islam di daerah dengan sangat baik. Apalagi sebagian besar guru PAI SMP itu adalah pegawai Pemda”, tandasnya.
Muharno Zarka-Wahyu