blank
Kondisi Tanggul Sungai Bodri di Desa Lanji Patebon yang ambles.(FOTO:SB/Agung)

KENDAL(SUARABARU.ID) – Tanggul Sungai Bodri sepanjang 50 meter di Dusun Pilang, Desa Lanji Kecamatan Patebon, kembali ambles setelah beberapa hari terakhir diterjang arus sungai tersebut yang cukup kencang.

Tanggul yang dibangun dengan ketinggian 3-4 meter pada tahun 2019 lalu itu, kini kondisinya sangat membahayakan bagi warga sekitar.

Haryanto, pemilik rumah yang tak jauh dari lokasi tanggul itu mengatakan, tanggul tersebut sudah terjadi dalam 3 hari terakhir.

Setiap hujan turun maupun banjir datang, ia bersama warga lain selalu mengecek kondisi air sungai. Hal itu dikarenakan kondisi tanggul yang sudah meprihatinkan. Warga pun was-was terutama saat hujan turun terutama pada malam hari.

“Kami selalu mengecek ketinggian air jika hujan turun dan sungai itu airnya pasang. Warga di sini pada takut dan tidurpun tidak tenang,” kata Haryanto.

Haryanto meminta, pihak pemerintah setempat terutama Pemkab Kendal, memberikan perhatian khusus minimal memperbaiki tanggul agar warga bisa terhindar dari banjir yang bisa datang setiap saat.

“Kami berharap segera ditangani agar warga yang tinggal paling dekat tanggul bisa tenang. Untuk saat ini warga berjaga dan memantau air sungai dan secepatnya mengabarkan saat terjadi peningkatan debit air,” ujar Haryanto.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal, Sugiono, mengatakan setalah dilakukan pemantauan menyeluruh panjang tanggul, tanah tanggul yang mengalami longsor sepanjang 150 meter, 50 meter di antaranya tepat di tengah jalan menjadi yang terparah menyisakan gronjong akhir.

“Kalau nanti ada banjir lagi terutama air naik di Bendung Juwero setinggi 2,5 meter lagi, kita sudah kalangkabut. Biasanya tiap tahun terjadi, pernah 3 meter lebih, siaga,” terang Sugiono saat meninjau lokasi tanggul, Senin (24/2/20) siang.

Untuk mensikapi hal tersebut, Sugiono telah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan pengkajian dan pencegahan dengan cepat.

“Saat ini siaga satu. Dan Minggu ini diharapkan mulai ada pekerjaan sebagai antisipasi jebolnya tanggul tersebut dan Perlu pengkajian dan kontruksi gambar lebih lanjut, baru pekerjaan dimulai,”ujar Sugiono.

Ade Darmawan, Perwakilan Balai PSDA Bodri Kuto Pusdataru Jateng, mengatakan, setelah melakukan pengecekan tanah melalui proses sondir, ditemukan tanah keras di kedalaman 30-36 meter. Padahal, pancang yang bisa diterapkan nantinya maksimal sedalam 15 meter.

Oleh karena itu, pihaknya membuat konsep pengalihan tanggul sebagai upaya untuk membuat tanggul yang lebih kuat. Dari tanggul yang sudah ada, bakal ditarik minimal 10 meter untuk dibangun tanggul kedua.

“Dengan dibuatnya tanggul pendamping diharapkan dapat memperkuat tanggul dari terjangan arus sungai,”kata Perwakilan Balai PSDA Bodri Kuto Pusdataru Jateng, Ade Darmawan. Agung-mm