blank
Warga Wonosobo dan daerah lain di Jawa Tengah tampak ngobrol santai dengan Ganjar Pranowo di Resto Kampung Nelayan Palu Sulawesi Tengah. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO(SUARABARU.ID) -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampak guyon dengan beberapa warga Wonosobo dan daerah lain di Jawa Tengah yang jadi perantau di wilayah Palu, Sigi, Buol dan Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Kedatangan orang nomor satu di Jateng tersebut ke Palu Sulawesi Tengah atas undangan Ahmad Sobar Riyadi (48), warga asli Dusun Pucung, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto Wonosobo yang sudah lama merantau di pulau yang pernah diterjang tsunami itu.

Sebelumnya pria yang pernah jadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mahasiswa (SKM), Amanat IAIN – kini Universitas Islam Negeri (UIN) -Walisongo Semarang tersebut curhat ke Ganjar Pranowo perihal perantau di Sulteng asal Wonosobo yang sudah 28 tahun belum pernah pulang. Perantau tersebut bernama Mbah Suripah (60) warga asli Dusun Kalipuru, Desa Pengarengan, Kecamatan Kalibawang, Wonosobo, yang tidak bisa pulang kampung menengok anak dan cucunya karena terbentur tidak punya biaya transportasi yang cukup.

Curahan hati salah satu pengurus Paguyuban Keluarga Wonosobo (PKW) di Palu Sulteng tersebut, ternyata didengar dan langsung direspon Ganjar Pranowo dengan mendatangi warga Wonosobo dan daerah lain di Jateng yang merantau di sana.

Ahmad Sobar Riyadi, Kamis (30/1), mengatakan warga perantuan di Sulteng sangat senang dan berterima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah menyempatkan waktu dan tenaga untuk bertemu serta beramah-tamah dengan warga asal Jateng.

blank
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketika bertemu dengan Mbah Suripah warga Wonosobo yang merantau di Donggala dan tidak bisa pulang karena terbentur biaya. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Ger-geran

Ketika bertemu Mbah Suripah, Ganjar Pranowo sempat mengajak guyon dan melakukan tanya jawab. Tos Gubernur Jateng dengan Mbah Suripah yang sengaja tidak dipaskan membuat tawa ger-geran pengunjung yang datang dan Suripah terpingkal-pingkal.

Keduanya pun saling templak lutut. Tawa Suripah tak terhenti. Ganjar kian gencar nggarapi perempuan berjilbab itu. “Wis nek arep mulih kapan. Nek pingin mulih tak tukokna tiket. Tak sangoni, gelem ora? (Kalau mau pulang kapan, tak belikan tiket dan uang saku. Mau tidak?” tanya Ganjar di Resto Kampung Nelayan Palu.

Mbah Suripah meski telah dijanjikan dibelikan tiket dan mau diberi uang saku, hendak pulang kampung pada bulan puasa mendatang. Dirinya ingin berlebaran bersama anak, cucu dan saudaranya di kampung halaman sekaligus melepas rindu setelah sekian lama tak bertemu.

Video guyonan antara Ganjar Pronowo dan Mbah Suripah pun sempat viral di media sosial. Banyak nitizen yang salut dengan respon cepat Gubernur Jawa Tengah yang mengunjungi perantau asal Wonosobo yang curhat tak bisa pulang karena tak punya uang.

Dikisahkan Sobar, yang di Palu membuka usaha kuliner Jawa Tegah itu, Mbah Suripah sejak 1991 bertransmigrasi ke Lalundu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, bersama suami pertama yang kemudian bercerai. Kini Suripah bekerja sebagai buruh serabutan.

“Tahun 2004 Suripah, yang di kampung asalnya dulu kerap dipanggil Surip itu, menikah lagi dengan Suharmin asal Desa Rarantea Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Sejak saat itu, Suripah pindah tinggal di kampung suaminya,” kisah Sobar.

Muharno Zarka