GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Banjir yang melanda di wilayah Kecamatan Penawangan, tepatnya di Desa Jipang, menyisakan kesedihan bagi para petani. Pasalnya, ratusan hektar areal persawahan masih terendam air, usai menerima banjir kiriman, pada Rabu (8/1) lalu.
Hal itu dijelaskan langsung Kadus Jipang, Muhammad Khundhori, saat ditemui di rumahnya belum lama ini. Banjir yang tiba-tiba datang ke wilayahnya itu, tidak diprediksi warga sebelumnya. Sebanyak 197 unit rumah tergenang banjir di kawasan ini. Tidak hanya itu, empat akses jalan menuju ke areal persawahan juga jebol.
BACA JUGA : KPU Grobogan Buka Rekruitmen Badan Ad Hoc Pilbup 2020
”Dampak banjir ini mengakibatkan para petani terancam gagal panen padi yang sudah mereka tanam sejak sebulan lalu. Banjir sudah surut, semoga kali ini tidak ada banjir kiriman lagi,” ucap Khundhori.
Dikatakan dia, penyebab banjir ini diduga sistem drainase air yang tidak lancar. Selain itu, pembenahan jalur pembuangan dari Sungai Lanang ke persawahan masih banyak yang belum dibuat talud.
”Informasinya, pihak desa sudah mengirimkan surat permohonan ke Dinas PUPR Kabupaten Grobogan. Kemudian harapan selanjutnya, agar jalan pertanian yang jebol segera ada
perbaikan dari pihak terkait,” ungkap dia.
Banjir akibat intensitas hujan yang tinggi, memang membuat Sungai Jajar di Karangrayung jebol dan mengalir ke wilayah timur, dan membuat bendungan Sungai Lanang di antara Desa Tunggu dan Jipang ikut ambrol. Akibatnya, dua dusun di desa itu, Sendangrejo dan Nambangan tergenang air. ”Jadi air masuk jadi satu ke wilayah ini,” tambahnya.
Sembari menunggu kondisi lebih aman, warga sekitar sudah mengungsikan hewan-hewan ternak mereka ke tempat yang lebih aman. Bahkan mereka juga memindahkan barang-barang penting ke tempat yang lebih tinggi, guna antisipasi adanya banjir kembali.
Hana Eswe/Riyan