WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Dampak bencana alam, dapat menimbulkan multi-kerusakan dan aneka ragam kerugian. Tidak saja dapat menimbulkan kerugian secara individual, tapi juga dapat menghambat jalannya pembangunan bangsa, dan menjadi kendala pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan penduduk.
Bencana alam dapat terjadi kapan pun dan dimana pun, serta sulit diprediksi kemunculannya. Di sisi lain, bencana alam dapat menimbulkan kerugian harta benda, kerusakan infrastruktur dan lingkungan. Juga dapat memicu terjadinya korban luka dan meninggal, serta korban menderita menjadi disabilitas sepanjang masa, atau menimbulkan gangguan jiwa.
Berbagai dampak negatif dari bencana alam tersebut, mengemuka dalam bahasan pada acara sarasehan kesiapsiagaan menghadapi kerawanan bencana. Sarasehan digelar di Pendapa Kabupaten Wonogiri. Acara ini, dibuka oleh Bupati Wonogiri Joko Sutopo, dan diikuti unsur pemerintah, seperti para personel TNI, Polri, Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dari Perlindungan Masyarakat (Linmas).
Juga melibatkan para personel dari Palang Merah Indonesia (PMI), para relawan dari Search And Resque (SAR), dan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), perwakilan dari unsur Satgas Lintas Organisasi, dan para utusan dari organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang eksis di Kabupaten Wonogiri serta perwakilan relawan siaga bencana tingkat desa dan kecamatan.
Mitigasi Bencana
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, berharap, agar masyarakat lebih mengedepankan upaya pencegahan bencana alam, lebih fokus pada langkah peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Tidakan mitigasi bencana ini, penting untuk dilakukan bersama seluruh elemen masyarakat, demi langkah pengurangan resiko bencana.
Sebab, masih ada kecenderungan di masyarakat, seakan mengingkari dampak bencana, hingga munculnya bencana alam itu sendiri. Belum muncul kesadaran, bahwa mencegah munculnya bencana alam harus diutamakan, dari upaya penanganan dampak bencana itu sendiri. Kepada warga masyarakat, diserukan untuk menghindari wilayah rawan bencana sebagai tempat pemukiman.
Berkaitan dengan hal tersebut, kepada semua Lurah dan Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Wonogiri, diimbau agar pada Tahun 2020 ini, mengalokasikan anggaran dalam upaya pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana). Kata Bambang Haryanto, Kabupaten Wonogiri memiliki sebanyak 294 desa/kelurahan. Dari jumlah ini, yang sekarang telah membentuk Destana sebanyak 148 desa. ”Kami siap menyediakan fasilitatoir dan pendampingan,” tegas Bambang Haryanto.
Kabupaten Pacitan
Sementara itu, Kamis (9/1), di Kabupaten Pacitan, Jatim, digelar apel kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana. Utamanya, untuk menyikapi cuaca ekstrem di musim penghujan sekarang ini. Yakni dengan menggelar apel kesiapsiagaan yang diikuti para relawan dari berbagai institusi kemasyarakatan dan unsur dari instansi pemerintah.
Apel dipimpin oleh Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sumbogo, dengan Komandan Apel Danramil 0801/05 Nawangan Kapten (Kav) Subari, dan Perwira Apel Pasi Pers Kodim 0801/Pacitan Kapten (Arh) Handyk. Apel digelar di Lapangan Peta Kodim 0801/Pacitan, di Jalan Letjend Suprapto, Kelurahan Sidoharjo, Kabupaten Pacitan, Jatim. Dalam rangkaian apel tersebut, diteruskan dengan menggelar simulasi penanggulangan bencana hidrometeorologi, sebagai upaya untuk membudayakan sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi kemunculan bencana.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Dandim 0801/Pacitan Letkol (Inf) Nuri Wahyudi beserta jajaran Forkompinda Pacitan, para Asisten Sekda Hario Jumanto, Mahmud, dan drh M Yunus. Juga hadir Kepala Dinkes Pacitan dokter Eko Budiono, Kasdim 0801/ Pacitan Mayor (Inf) Tommy Fedi Anugrahan, Wakapolres Pacitan Kompol Sunardi, Kaminvet Pacitan Mayor (Caj) Sunarso, Komandan Detasemen TNI AU Pacitan Kapten (Lek) Arfan.
Bambang Pur