WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejumlah warga Dusun Kepaksan dan Dusun Karangmangu Desa Selomanik bekerjasama dengan anggota TNI Koramil 11 dan jajaran Muspika Kaliwiroberhasil membangun jalan tembus Dusun Kepaksan dengan Dusun Karangmangu.
Jalan sepanjang 4 kilometer dan lebar 3 meter tersebut semula merupakan jalan setapak yang sangat susah dilalui karena sempit dan licin. Petani di dua dusun yang berada di lereng Gunung Lawang itu, setiap hari melewati jalan tersebut untuk menuju ladang.
“Gotong-royong membangun jalan melibatkan anggota TNI-POlri, ASN Kecamatan Kaliwiro dan Perangkat Desa Selomanik. Warga dan jajaran Muspika bahu membahu melebarkan jalan menuju ke lahan petani dan kawasan hutan,” ujar Babinsa Selomanik, Serka Gunawan.
Selain untuk menggerakan semangat warga dalam gotong-royong, imbuhnya, kerja bakti tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-74 Hari Juang TNI AD 2019. TNI dan warga ingin menunjukkan kemanunggalan dalam bekerja dan berkarya.
Kerja bakti digelar selama 3 hari berturut-turut dari pagi hingga sore. Dengan menggunakan sejumlah alat seperti cangkul, linggis, sekop dan lempag warga bersama jajaran Muspika Kaliwiro tampak bersemangat dalam melebarkan jalan.
“Jalan yang semula sempit dan hanya bisa dilalui penjalan kaki, setelah dilebarkan bisa dilewati kendaraan roda dua dan angkong yang biasa digunakan petani dalam membawa hasil pertanian dari ladang ke rumah. Ini tentu sangat memudahkan petani,” katanya.
Tanpa Biaya
Camat Kaliwiro Subagiyo mengapresiasi upaya yang dilakukan jajaran Muspika bersama warga dalam membangun jalan menuju ladang atau kawasan hutan di lereng Gunung Lawang. Setelah jalan jadi warga pun bisa dengan mudah menuju lahan pertanian maupun ke hutan.
“Ini kegiatan suka rela. Karena baik anggota TNI-Polri, Pemerintah Kecamatan Kaliwiro, Pemerintah Desa Selomanik dan warga setempat, dalam membangun jalan tidak mengeluarkan dana sedikitpun baik untuk pembebasan lahan maupun membayar tenaga kerja,” sebutnya.
Gotong royong ini, imbuhnya, murni kerja bakti dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jika sudah jadi jalan baru tersebut sangat bermanfaat bagi petani. Warga akan mudah mengangkut hasil pertanian dengan kendaraan roda dua maupun alat lainnya.
“Selama ini warga mengangkut hasil pertanian dengan cara manual, dipikul maupun dipanggul dengan susah payah karena jalan sempit dan sangat susah dilalui. Setelah dilebarkan jalan harus terus dirawat agar tidak cepat rusak,” pintanya, Sabtu (14/11).
Sistem penggarapan jalan, selain menggunakan model gotong-royong, setiap warga dijatah mengerjakan jalan sepanjang 10 meter. Sehingga dengan sistem tersebut pembangunan jalan cepat selesai hanya dalam waktu tiga hari dan bisa segera bisa dilalui petani.
Kepala Desa Selomanik Udiono mengatakan lahan di Dusun Kepaksan dan Dusun Karangmangu selama ini penghasil komoditas kelapa, durian, pisang, petai, kayu dan rerumputan. Hasil pertanian tersebut setelah jalan baru dilebarkan bisa diangkut secara mudah.
Muharno Zarka-trs