blank
Ilustrasi

KUDUS – Nasib naas dialami HW (58), warga Desa Piji, Kecamatan Dawe. Guru sebuah SD ini tewas sesaat setelah berduaan dengan teman wanitanya yang juga seorang guru di kamar sebuah hotel melati di Jalur Lingkar Barat, Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati. Ironisnya, sang guru tersebut ‘ngamar ‘ di hotel usai mengikuti upacara Hari Guru Nasional pada Senin (25/11).

Kapolsek Jati AKP Bambang Sutaryo saat dikonfirmasi Selasa (26/11) membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, keterangan para saksi, korban datang ke hotel bersama seorang wanita berinisial PSH (42) warga Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kudus.

Kedua tamu hotel ini mulai masuk di kamar nomer enam sekitar pukul 10.00 WIB. Selang satu jam teman wanita itu mendatangi karyawan hotel untuk membawa korban ke rumah sakit karena mengalami pingsan, kemudian dibantu oleh pihak hotel, korban dibawa ke RSUD dr. Loekmono Hadi.

Namun sayangnya, saat di tengah perjalanan, korban sudah menghembuskan nafas terakhir. “Begitu mendapat laporan, kami langsung menuju ke TKP untuk melakukan pemeriksaan,”kata Kapolsek.

Berdasarkan pemeriksaan dokter jaga RSUD dr Loekmono Hadi, tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan di tubuh korban. Saat diperiksa dokter,  kondisi badan jenazah masih hangat sehingga  diperkirakan meninggal kurang dari satu jam.

“Sejumlah saksi telah dimintai keterangan termasuk keluarga korban juga didatangkan,” ungkap Kapolsek.

Jenazah korban kemudian langsung dibawa pulang keluarga untuk dilakukan prosesi pemakaman. Sebab pihak keluarga yang diwakili anak korban menerima kejadian tersebut dan tidak mengizinkan dilakukan outopsi terhadap jenazah.

Berdasarkan informasi yang ada, korban merupakan seorang guru sekolah dasar di Kecamatan Dawe.  Sementara, teman korban diduga juga berprofesi sebagai guru. Hal ini lantaran keduanya masuk ke hotel dengan masih mengenakan seragam PGRI karena usai mengikuti upacara Hari Guru Nasional.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Joko Susilo saat dikorfirmasi menyatakan keprihatinan atas kejadian tersebut. Namun demikian, Joko mengaku belum tahu secara detil kejadian di lapangan.

“Untuk korban yang berstatus sebagai PNS guru, tentu ini sangat memprihatinkan,”kata Joko.

Namun demikian, untuk teman wanita korban, Joko mengaku masih belum mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Pihaknya masih akan melakukan pengkajian. “Jika memang melanggar kedisiplinan, tentu akan ada sanksi,”jelas Joko.

Suarabaru.id/Tm