blank
Keynote Speaker Konferensi PAUD, Prof. Nena Valdez, Ph.D saat memberikan presentasi seputar proses belajar mengajar yang diseimbangkan dengan bermain, kepada ratusan peserta Konferensi PAUD.Foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS – Kabupaten Kudus menjadi pionir dalam upaya peningkatkan kualitas guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Melalui Konferensi Guru dan Festival PAUD, Kudus bisa menjadi rujukan bagi daerah-daerah lain untuk belajar bagaimana pengembangan kompetensi guru PAUD.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan  Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Jateng Djajeng Baskoro ditemui di sela-sela menghadiri Konferensi Guru dan Festival PAUD yang berlangsung di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus.

Kegiatan yang digelar 26-27 November 2019  tersebut merupakan bagian dari transformasi PAUD yang telah mengembangkan berbagai praktik inovatif pembelajaran berbasis bermain, dalam menyikapi pesatnya perkembangan revolusi industri 4.0.

“Kabupaten lain yang ingin meniru model pembelajaran PAUD, tentunya bisa datang ke Kudus. Kami akan mendukung pengembangan kualitas guru PAUD melalui program peningkatan kualitas pendidik,” kataDjajeng.

Apalagi, kata dia, Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidik di Tanah Air karena sudah menjadi kesepakatan dunia internasional. Ia mengingatkan untuk mempersiapkan generasi muda sebagai generasi berkualitas, maka perlu dukungan semua pihak, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta orang tua murid.

“Anak-anak merupakan aset bangsa untuk menyongsong masa depan yang lebih baik sehingga semua pihak harus peduli,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Joko Susilo menyambut positif digelarnya konferensi guru dan festival PAUD yang pertama kalinya. Ia berharap para pendidik, khususnya guru PAUD di Kudus tetap semangat mempersiapkan generasi muda yang berkualitas mulai dari usia dini.

“Jangan lelah untuk berinovasi maupun berkreativitas dalam mengajar anak usia dini karena menjadi guru memiliki tugas mulia membentuk generasi berkarakter sejak usia dini,” ujarnya.

Era Industri 4.0

Menurut Joko, Kudus sejauh ini mampu mewujudkan sekolah PAUD percontohan, yakni PAUD Terpadu di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan yang berstandar nasional. Oleh karena itu, jika ada PAUD yang ingin melihat bagaimana model pembelajaran yang baik, tak perlu jauh-jauh cukup lihat di Kudus saja.

Konferensi dan Festival PAUD ini merupakan karya kolaborasi antar pendidik dari Guru Inti PBG Kudus, PAUD Terpadu Kalirejo, PAUD Cahaya Nur, PAUD Masehi, PAUD Kanisius dan RA NU Matholibum Ulum 01 Gebog serta didukung partisipasi berbagai pakar dari luar Kudus, yakni PT Kuark Internasional yang sejak 2017 telah aktif memberikan pendampingan.

Ketua Panitia Konferensi Guru dan Festival PAUD Wening Damayanti menambahkan konferensi guru PAUD ini sebagai langkah awal pendidikan memulai praktik dengan baik dengan metode bermain.

Adanya praktik inovatif pembelajaran berbasis bermain terhadap guru PAUD di Kudus juga sangat didukung untuk menghadapi persaingan global yang semakin ketat, terutama revolusi industri 4.0.

Praktik inovatif pembelajaran berbasis bermain di di Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus, diikuti 51 pendidik dari 11 lembaga dengan menghadirkan pakar pendidikan anak usia dini dari Brunei Darussalam Prof. Nena P. Valdez, B.Sc., M.A., Ph.D.

“Target kami, semua guru PAUD di Kudus bisa menerapkan metode pembelajaran anak usia dini tersebut dengan baik,” ujarnya.

Suarabaru.id/Tm