blank
Kapolres Magelang Kota, AKBP Idham Mahdi, (Humas Pemkot Magelang)

 

MAGELANG- Kerugian Pemkot Magelang akibat aksi massa pada Kamis (26/9) ditaksir mencapai Rp 150 juta. Fasilitas milik negara yang dirusak itu antara lain lampu pagar yang dipecahi lebih dari 20 buah, pot-pot bunga, kaca jendela pos jaga di Kantor Pemkot Magelang juga dipecah, serta papan nama tulisan kantor tersebut.

Sejumlah pihak menyayangkan aksi massa yang awalnya berlangsung damai, tetapi akhirnya ricuh. Peristiwa itu terjadi setelah aksi bubar,  segerombolan massa masih bertahan dan memancing petugas keamanan. Massa ini melempari ke arah petugas yang berada di halaman Kantor DPRD maupun halaman Kantor  Pemkot Magelang.

Kapolres Magelang Kota AKBP Idham Mahdi mengatakan, terkait rusaknya fasilitas milik Pemkot Magelang, pihaknya masih melakukan pemeriksaan. Kerusakan tersebut antara lain sejumlah lampu dirusak, pot dan pos jaga dirusak. ‘’Kerugian ditaksir Pemkot Magelang kurang lebih sekitar Rp150 juta,’’ kata Idham kepada wartawan di Mapolres Magelang Kota, Jumat (27/9).

Selain itu, penyidik Polres Magelang Kota masih memeriksa 59 orang terkait aksi massa yang ricuh tersebut. Mereka masih dimintai keterangan dan belum ada yang menjadi tersangka.

‘’Masih terus didalami. Nanti kalau sudah ada yang ditentukan sebagai tersangka, kami akan pres rilis kembali,’’ ujarnya.

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap 59 orang yang diamankan tersebut, pihaknya mengerahkan seluruh penyidik di Polres Magelang Kota. Selain itu, juga para penyidik dari masing-masing polsek dan diback up penyidik dari Polda Jateng.

‘’Saat ini kami sedang melakukan pemeriksaan pendalaman-pendalaman secara maraton sejak tadi malam sampai dengan hari ini masih bekerja. Penyidik-penyidik kami yang diback up dari penyidik Polda, penyidik-penyidik Polsek, semua kita bekerja secara maraton,’’ ungkapnya.

Koordinator Umum Aliansi Magelang Bergerak, Syam Khoirul  membantah jika aksi damai yang dilakukan tersebut ditunggangi. Aksi yang dilakukan menginginkan adanya ruang demokrasi dibuka secara lebar-lebar dan diperluas.

‘’Kita menolak bahwa aksi kita ditunggangi. Aksi kita benar-benar aksi yang murni, aksi mahasiswa untuk rakyat, aksi yang memang menginginkan terciptanya ruang demokrasi itu diperluas, diperlebar bukan dipersempit,’’ tandasnya di Mapolres Magelang Kota.

Dia menegaskan, untuk berjalannya aksi kemarin jika memang terdapat begitu banyak tindakan-tindakan di luar praduga kita setelah massa aksi bubar, dirinya memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Kota Magelang, kepada bapak/ibu kepolisian, bapak/ibu yang bertanggungjawab terhadap jalannya aksi.

Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Magelang, E Kus Prayogi yang terluka matanya  saat mengamankan ricuh,  dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Semula korban yang terluka di bagian mata langsung  dilarikan ke RSUD Tidar Kota Magelang. Karena butuh penanganan lebih lanjut , Kamis malam (26/9) dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang, Suryantoro mengatakan, di Sardjito E Kus Prayogi langsung dioperasi . ‘’Sebanyak 25 teman Dishub ikut menemani di sana sebagai wujud solidaritas,’’ terangnya.

Setelah menjalani operasi korban sudah dipindah ke bangsal. ‘’Kami  menyampaikan terima kasih kepada RSUD Tidar yang langsung menangani. Karena untuk penanganan itu di sini tidak bisa, maka  dirujuk ke Yogya. Mohon doanya semoga yang bersangkutan sembuh seperti sediakala,’’ pintanya.

Kapolres Magelang Kota AKBP Idham Mahdi mengatakan, jumlah korban terdampak akibat kejadian aksi massa  sekitar 14 orang. Merekai kebanyakan mengalami luka ringan dan menjalani rawat jalan.

Mereka terdiri atas personil Polri 3 orang, personil TNI 1 orang, personil Dishub 1 orang, pelajar 6 orang, mahasiswa 1 orang dan swasta 2 orang. ‘’Yang pegawai Dishub terluka mata sebelah kanan,’’ tuturnya. (hms)

Editor : Doddy Ardjono