blank
Penampilan GKJ Demak, panembrama yang dipadukan dengan seni terbang/rebana. Unik dan menarik. Foto: Tony RS

SEMARANG- Gereja Kristen Jawa itu bukan semata gereja yang berada di tanah Jawa. Gereja Kristen Jawa punya peran sebagai pemelihara, pelestari, pengembang, dan perawat budaya Jawa. Untuk itulah, Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Semarang Timur yang meliputi wilayah Kota Semarang bagian Timur, Kabupaten Demak, dan Kudus menggelar pentas Panembrama dan Budaya Jawa di Gedung Ki Narto Sabdo, kompleks Taman Raden Saleh Semarang, Jumat (27/9) petang hingga malam.

Ada sembilan penampil yang mewakili gereja-gereja di wilayah Klasis Semarang Timur, yaitu Wisma Panunggal Mrican, GKJ Semarang Timur, GKJ Mranggen, GKJ Puri Asih (Kedondong, Demak), GKJ Genuk, GKJ Demak, GKJ Kudus, GKJ Kabluk, dan GKJ Tlogosari.

Para penampil memang nyaris semuanya menyuguhkan panembrama (nyanyian penghormatan untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan, KBBI). Memang panembrama biasanya disajikan pada awal acara, untuk menyambut para tamu. Tetapi, kali ini semacam “difestivalkan”.

Penampilan mereka didukung kreativitas masing-masing kelompok. Misalnya Wisma Panunggal Mrican yang meramunya dengan tarian kuda lumping, kemudian GKJ Mranggen dengan improvisasi koreografi. Selama ini panembrama  biasanya ditampilkan oleh ib dan bapak-bapak sepuh, tampil kaku di panggung, meskipn lantunan suara dan syairnya bagus. Tetapi penampilan GKJ Mranggen dengan goyangan dan gerakan tangan dan kostum yang kompak, menjadikan panembrama tidak biasa lagi.

blank
Panembrama dipadukan dengan seni tari kuda lumping, penampilan GKJ Wisma Panunggal Mrican. Foto: Tony RS

Meski demikian, ada kelompok lain yang mencoba berimprovisasi dengan goyang. Tetapi tampaknya banyak yang masih malu-malu. “Mbokmenawi lingsem kaliyan keng wayah, menawi ningali mbah putrinipun joged goyang-goyang (Mungkin malu pada cucu, kalau mereka melihat neneknya joged goyang),” ujar Widiyartono R, yang hadir sebagai pengamat.

Sementara pengamat lainnya, budayawan KRT Supriyono Jayeng Negoro mwnyatakan, apa yang dilakukan GKJ Klasis Semarang Timur sangatlah membuat bangga dan pantas didukung. “Menika sanget anggenipun nyengkuyung njagi lan ngrimat budaya Jawi. Umat Kristiani, mirungganipun saking GKJ Klasis Semarang Timur nedahaken bilih njagi lan ngrembakakaken budaya Jawi menika perlu (Ini sangat mendukung dalam menjaga dan merawat budaya Jawa, Umat Kristiani, khususnya di GKJ Klasis Semarang Timur menunjukkan bahwa merawat dan mengembangkan budaya Jawa itu diperlukan),” ujar Jayeng, yang juga pemimpin kelompok seni karawitan dan pedalangan Puji Langgeng ini.

Panembrama dan Terbang

Ada juga yang menarik, penampilan GKJ Demak, panembrama diiringi terbang/rebana. “Kita tahu, Demak itu Kota Wali, warga GKJ Demak memahaminya, kemudian mengemas panembrama dengan iringan terbang yang merupakan tradisi seni Islam. Ini menunjukkan bahwa, kerukunan, kebersamaan itu menjadi hal yang utama. Karena kebersamaan itu memunculkan harmoni,” ujar Widiyartono.

blank
Penampilan punakawan sebagai pemandu acara, masing-masing Jarwana, pelawak Teguh Hokie, dan Pasir menyegarkan suasana. Foto: Tony RS

Ketua Bdan Pelaksana Klasis Semarang Timur, Pendeta Anung Tri Rumantyo dalam kesempatan tersebut menyatakan, Kiai Sadrach menyebarkan agama Kristen melalui budaya. Sehingga ibadah tidak hari Minggu, tetapi Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon, disesuaikan dengan tradisi budaya Jawa. “Maka kemudian ada yang khawatir, jangan-jangan terjadi sinkretisme di dalam ajaran Kristen. Tetapi selanjutnya tumbuh kesadaran, bahwa kebudayaan itu juga diciptakan untuk memuliakan Tuhan,” ujar pendeta GKJ Tlogosari ini.

Sedangkan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang Suryanto SH, MSi dalam sambutannya menyatakan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Kami mengapresiasi apa yang dilakukan GKJ Klasis Semarang Timur yang sudah turut serta nguri-ri budaya Jawa,” katanya.

Acara ini menjadi menarik dan segar dengan penampilan pembawa acara Jarwana, Teguh Hokie, dan Pasir yang memerankan punakawan Gareng, Petruk, dan Bagong.

SUARABARU.ID/Tony RS