WONOGIRI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, melaksanakan sosialisasi rencana pemasangan peralatan Early Warning System (EWS). Yakni komponen unit peralatan, yang berfungsi untuk mendeteksi peringatan dini terhadap kemunculan bencana. Kali ini, ada tiga EWS yang akan dipasang di 3 lokasi desa di 3 kecamatan, yang masuk dalam peta rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Wonogiri.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Jumat (6/9), menyatakan, pengadaan 3 unit peralatan EWS bencana tanah longsor kali ini didanai dari APBD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2019. Kegiatan sosialisasi pra-pemasangan EWS, dimaksudkan untuk upaya melibatkan warga di lokasi potensi rawan bencana, agar memahami dan sekaligus ikut terlibat untuk berperan dalam pemasangannya. ”Dengan pendampingan dari tim teknis dari BPBD,” ujar Bambang Haryanto.
BACA JUGA : Di Puncak Kemarau, Warga Dihebohkan Temuan Sungai dalam Tanah
Tiga lokasi yang akan dipasangi unit peralatan EWS kali ini, terdiri atas Desa Tunggur (Kecamatan Slogohimo), Desa Boto (Kecamatan Jatiroto) dan Dusun Tempel Desa Sidorejo (Kecamatan Tirtomoyo). Jadwal pemasangan EWS di desa berpotensi bencana tanah longsor tersebut, diagendakan akan dilakukan pada Tanggal 10, 11 dan 12 Sepember 2019 mendatang. ”Direncanakan, setelah terpasang akan dilaksanakan simulasi evakuasi dengan melibatkan seluruh warga di wilayah terdampak,” jelas Bambang Haryanto.
Di Kabupaten Wonogiri, sebelumnya telah terpasang sebanyak 17 unit peralatan EWS. Terdiri atas EWS untuk pendeteksi bencana tanah longsor sebanyak 13 unit, dan 4 unit EWS pendeteksi bencana banjir. Sebanyak 13 unit EWS tanah longsor, dipasang di Kecamatan Purwantoro sebanyak 5 unit, di Kecamatan Kismantoro dan Wonogiri Kota masing-masing 2 unit, berikut di Kecamatan Sidoharjo, Ngadirojo, Karangtengah dan Manyaran masing-masing 1 unit.
BACA JUGA : Unissula PTS Islam Terbaik di Jateng
Untuk EWS pendeteksi bencana banjir, dipasang di Kecamatan Nguntoronadi, Ngadirojo dan Kecamatan Wonogiri Kota. Sumber dana pengadaan peralatan EWS dari APBD Kabupaten Wonogiri, APBD Provinsi Jateng, bantuan dari Perusahaan Jasa Tirta (PJT), Palang Merah Indonesia (PMI) Wonogiri, dan bantuan dari mahasiswa KKN UGM Yogaykarta.
Sementara itu, selama Bulan Agustus 2019, di Kabupaten Wonogiri telah terjadi sebanyak 15 kali bencana. Terdiri atas musibah kebakaran sebanyak 14 kali dan bencana puting beliung satu kali. Untuk 14 kali musibah kebakaran, meliputi 6 kali kebakaran rumah dan 8 kali kebakaran lahan. Luas lahan terbakar mencapai 65 Ha, terdiri atas lahan hutan negara seluas 24 Ha dan lahan hutan rakyat seluas 41 Ha.(suarabaru.id/Bambang Pur)