WONOSOBO-Sejumlah siswa Kelas 3 SD Negeri 1 Wonosobo melakukan kegiatan outbound di Desa Wisata Sendangsari Kecamatan Garung, Sabtu (31/8). Kegiatan outbound ini sekaligus merupakan pembelajaran di luar kelas dengan tema pengenalan lingkungan.
Sejak pagi, anak-anak yang didampingi Wali Kelas, guru pendamping dan beberapa orang tua, berangkat dari Kampus SD Negeri di Jl Tentara Pelajar No 7 ini menggunakan angkutan umum menuju Desa Sendangsari yang terletak di lereng Gunung Sindoro itu.
Anak-anak yang mengenakan seragam olah raga, membawa peralatan outbound dan makanan kecil itu, tampak sangat riang gembira. Selama perjalanan menuju lokasi mereka saling bercengkerama, tertawa dan cerita rencana kegiatan outbound yang akan dilakukan.
Sampai di Balai Desa Sendangsari, anak-anak mendapat pembekalan dan pengenalan lingkungan yang akan dijadikan sebagai arena permainan dan outbond dari tim pemandu. Anak-anak sangat antusias mendengarkan paparan yang disampaikan pemandu wisata.
Wali Kelas 3C SD Negeri 1 Wonosobo Sri Agustina mengatakan kegiatan outbound bagi siswa kelas 3 sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas untuk pengenalan lingkungan sekitarnya sekaligus berwisata dan olahraga.
“Dalam Kurikulum 13 memang anak dituntut tidak sekadar melakukan pembelajaran di dalam kelas. Tapi juga melakukan pembelajaran di luar kelas untuk mengenal lingkungan secara langsung. Anak bisa belajar, bermain dan berwisata,” katanya.
Tempat pertama yang dikujungi anak-anak adalah kebun bambu di Desa Sendangsari. Di kebun ini anak-anak berjalan menyusuri rumpun bambu yang tumbuh rimbun dengan deretan pohon bambu yang tertata apik secara alamiah.
Rumpun bambu yang tumbuh cukup subur membuat lahan di bawahnya rimbun dan bisa dijadikan sebagai arena bermain, berjalan-jalan dan berlarian bagi anak-anak atau wisatawan yang mengunjungi tempat ini. Angin terasa cukup semilir.
Di bawah rumpun bambu yang sebagian berada di pinggir jalan itu, daun yang sudah mengering tampak berserakan di tanah dan menjadi pemandangan tersendiri. Tempat ini acap dijadikan sebagai obyek swafoto atau foto selfi bagi pengunjung.
Main Tubing
Setelah menikmati rerimbunan rumpun bambu, anak-anak beralih ke tempat piaraan kambing. Dengan suka cita, anak-anak memberikan makanan dari rerumputan yang disediakan pemandu wisata. Anak-anak tampak senang ketika memberi makan kambing.
“Suasana alam pedesaan, kebun bambu dan piaraan kambing, menjadi sensasi tersendiri bagi anak-anak. Mereka terlihat gembira dan menikmati pemandangan yang jarang ditemui anak-anak di zaman milenial ini,” ucap Haryati, salah satu orang tua siswa.
Puas berjalan menyusuri kebun bambu dan memberi makan kambing, anak-anak lalu diajak terjun ke sawah. Di sawah anak dengan bebas memetik daun kenci yang tengah menghijau untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Gelak tawa pecah saat anak-anak terjun ke sawah.
Oleh pemandu, anak-anak diajari memetik daun selada air secara benar dan baik. Tiap anak memabawa kantong plastik guna menaruh daun kenci segar yang baru dipetik. Lahan bekas tanaman kenci dibersihkan untuk dijadikan arena permainan lumpur anak-anak.
Meski telah berlama-lama memetik kenci dan bermain lumpur, anak-anak belum merasa kelelahan. Petualangan terakhir yang dilakukan anak-anak adalah bermain tubing di Sungai Wangan Aji. Permainan di air mengalir ini terbilang paling ekstrem.
Karena anak-anak dengan menaiki perahu karet mengikuti arus air yang mengalir cukup deras. Satu anak menaiki satu perahu karet untuk berjalan beriringan. Para pemandu bersiap di beberapa titik untuk menjaga agar permainan ini menyenangkan.
Guna menjaga keamanan anak-anak dari benturan benda keras di sekitarnya dan terperosok terbawa air yang mengalir deras dan dalam, anak-anak memakai helm dan pelampung sebagai standar permainan tubing bagi anak-anak.
Tak jarang, anak menjerit ketika melewati medan curam dengan air mengalir deras. Sebagian anak-anak tampak menikmati sekali permainan ini dan bergaya layaknya pemain tubing prosfesional. Guru dan orang tua kerap tertawa melihat tingkah lucu anak-anak.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka