blank
KH Mustofa Bisri atau Gus Mus sedang memberikan sambutan dalam acara peringatan 75 tahunnya di Gedung Batu Semarang. Foto: Resty

SEMARANG– Milad 75 tahun KH. Mustofa Bisri atau yang lebih akrab disapa Gus Mus diselenggarakan di Kompleks Sam Poo Kong, Jalan Simongan 129, Semarang, Rabu malam (14/8).

Peringatan hari ulang tahun ke-75 Gus Mus ini merupakan persembahan dari sahabat dan juga santri untuk Kiai. Dalam acara yang berbahagia ini, dihadiri juga oleh keluarga Sinta Nuriyah Wahid, Prof. Mahfud MD, Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) yang turut membacakan puisi, Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah),  pelukis-pelukis senior seperti Joko Susilo, Kartika Affandi, Nasirun dan Djoko Pekik, serta seniman dan budayawan nasional seperti Sujiwo Tejo, Prie GS, Sosiawan Leak, D Zawawi Imron, Harjanto Halim, Butet Kartaredjasa, Marwoto Kewer, Kirun, Inaya Wahid,  Ratih Sang, hingga 30 seniman dari Yogyakarta.

Dalam hari ulang tahunnya ini, Gus Mus mengundang gurunya ketika dahulu belajar di Sekolah Rakyat (SR). Ia juga menyampaikan bahwasanya ia menggunakan facebook, twitter, instagram itu untuk belajar. “Di media sosial itu kita bisa belajar hukum bisa belajar dengan Mahfud MD, belajar ilmu kelautan dengan Bu Susi, kemudian ada presiden sastra, presiden jancukers yaitu Sudjiwo Tejo”.

Mahfud MD yang hadir dan juga memberikan ucapan “Gus Mus ini orangnya tidak pernah marah, selalu lembut, tidak pernah menyerang balik haters, sehingga orang merasa inilah orang yang menyejukkan. Kita tidak perlu tanya apa agamanya, sukunya, semuanya sama harus berbuat baik kepada siapa saja”.

Ganjar selaku Gubernur Jateng juga memberikan ucapan serta menyampaikan cerita yang pernah dialaminya ketika dituduh penista agama setelah membaca puisi Gus Mus kala itu, pada waktu itu banyak yang mencaci melalui jarinya. “Kita bangsa Indonesia punya Bineka Tunggal Ika, kita bisa meneladani sifat Gus Mus dengan penuh kedamaian agar hidup lebih sejuk dan bijaksana”.

Suarabaru.id/ Haresti Asysy Amrihani