KUDUS – Wakil Bupati Kudus, HM Hartopo masih ingin kembali menjadi bagian dari kader PDIP Perjuangan Kabupaten Kudus, meski dirinya tersingkir dari struktur kepengurusan. Hartopo yang pernah dipecat oleh partai saat Pilkada Kudus lalu, belum berpikiran untuk pindah ke partai lain.
“Saya masih tetap ingin menjadi kader PDIP. Kalau diterima jadi kader, ya bersyukur. Karena ini saya masih masa rehabilitasi setelah dulu pernah dipecat oleh partai,” kata Hartopo saat dimintai komentar terkait hasil Konfercab PDIP Kudus, Selasa (16/7).
Apalagi, ia mengaku sudah lama berkecimpung di partai besutan Megawati tersebut, meski tidak masuk dalam struktural partai. Mantan bendahara 2 Bidang Inventarisasi di DPC PDIP Kudus itu mengatakan, ia tak mempermasalahkan dirinya tak masuk dalam kepengurusan. Bagi, dia diterima kembali di PDI perjuangan sudah cukup.
“Tidak masalah kalau tidak masuk dalam struktur. Pak Jokowi dan Pak Ganjar juga tak masuk dalam struktur partai. Saya sendiri mengalir saja lah. Terpenting diterima di PDIP sudah bersyukur,” lanjutnya.
Hartopo juga mengaku tidak ada niatan untuk berpaling dari PDIP karena memang itu harapannya. Namun demikian, Hartopo menegaskan kalau hal tersebut tetap akan menunggu permohonan rehabilitasi yang akan disampaikannya dalam Kongres PDIP Agustus mendatang.
“Kalau untuk pindah partai lihat nanti saja setelah upaya rehabilitasi. Yang jelas, upaya rehabilitasi untuk bisa kembali ke PDIP ini yang menjadi skala prioritas saya,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Hartopo yang mengaku sudah bergabung dengan PDIP sejak tahun 1987, akhirnya dipecat dari partai berlambang banteng moncong putih. Pemecatan tersebut terjadi lantaran Hartopo nekat mencalonkan diri sebagai calon Wakil Bupati Kudus mendampingi HM Tamzil, yang didukung PKB, PPP dan Hanura. Sementara PDIP memiliki merekomendasikan pasangan lain yakni Masan dan Noor Yasin
Meski dirinya bersama Tamzil akhirnya menang Pilkada, Hartopo menegaskan dirinya tidak ada dendam politik sama sekali dengan PDIP. Bahkan, pihaknya terus berusaha merangkul semua kader PDIP yang sempat terbelah saat Pilkada.
Rehabilitasi
Sementara, disinggung mengenai komposisi kepengurusan DPC PDIP yang ada saat ini, Hartopo sangat menghargai terpilihnya Masan menjadi ketua DPC PDI Kudus masa bakti 2019-2024. Pun demikian dengan munculnya nama Rina Tamzil dalam jajaran kepengurusan, Hartopo cukup menghargainya. “Untuk kepengurusan, itu merupakan kewenangan tim formatur untuk memilih,” ujarnya.
Baca juga : Gabung PDIP Kudus, Rina Tamzil Bantah Untuk Kepentingan Pilkada
Ia mengatakan, sebenarnya banyak PAC PDIP Kudus yang menyarankan dirinya untuk kembali ke DPC PDIP. Hanya, ia meminta untuk tidak diusulkan. Karena ia saat ini masih masa rehabilitasi sebagai kader PDIP.
“Kemarin saya ditelpon, saya bilang ndak usah diusulkan (di konfercab) karena saya sendiri masih rehab. Secara aturan ndak boleh,” katanya.
Sebagaimana diketahui, hasil Konfercab PDIP Kudus memunculkan kejutan. Pasalnya, di dalam struktur kepengurusan muncul nama Hj Rina Tamzil, isteri Bupati Kudus HM Tamzil yang menduduki jabatan Wakil Ketua.
Hal ini cukup di luar prediksi mengingat Rina Tamzil selama ini bukan kader PDIP dan juga notabene adalah isteri Bupati Kudus HM Tamzil yang pada Pilkada lalu merupakan rival utama Masan. Lebih-lebih, saat Pilkada Tamzil diusung oleh PKB, PPP dan Hanura, sementara Masan diusung oleh PDIP.
Suarabaru.id