blank
Bupati Wonosobo ketika memberikan sambutan sebelum pemutaran film "Iman di Pangkuan Sang Fakir", di Gedung Dieng Creative, Selasa (5/3). Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Wonosbo menggelar sosialisasi zakat dilanjutkan dengan pemutaran Film Iman di Pangkuan Sang Fakir, Selasa (5/3), di
Gedung Dieng Creative. Sebuah film hasil kerja sama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Wonosobo.

Film berdurasi 1 jam 38 detik ini mengisahkan tokoh Iman yang berjuang menjalani kehidupannya yang serba sulit dan kekurangan. Tokoh Iman, seorang yatim piatu, dihadapkan dengan berbagai tokoh yang merampas haknya, seperti Budhe Warti.

Tokoh Budhe yang bersifat tamak ini diperankan Ketua SBMI Wonosobo Maizidah Salas sekaligus produser film Iman di Pangkuan Sang Fakir. Di Film tersebut tokoh Iman, diceritakan dalam kondisi kehidupan serba sulit banyak yang memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang bukan haknya.

Hanya kekuatan iman yang mampu membawa diri keluar dari kubangan kemiskinan. Film yang telah tayang perdana pada 6 Februari di bioskop XXI Epicentrum Jakarta ini bertujuan untuk menggugah kepedulian orang-orang kaya akan nasib kaum dhuafa.

Film ini menjadi cara baru bagi Baznas dalam menyampaikan pesan kepedulian dengan menampilkan kondisi nyata yang ada di masyarakat. Baznas berharap, dalam situasi apapun zakat dapat menularkan energi baik dan sikap positifnya.

Ketua SBMI Wonosobo, Maizidah Salas berharap, film ini dapat mengingatkan semua orang untuk tidak putus menjadi bagian dari solusi akan kesulitan masyarakat, baik materi maupun permasalahan lainnya.

“Banyak cerita kemiskinan nyata yang perlu terus diangkat untuk menjadi pemantik semangat kita membantu mereka. Mereka adalah orang-orang pinggiran yang juga berhak hidup bahagia seperti orang lain,” ujarnya.

Menurut Maizidah, uluran tangan dari orang-orang kaya diperlukan, agar kemiskinan bisa dientaskan. Apalagi rantai kemiskinan menjadi makin sulit terputus dan merembet pada persoalan mental yang turut menjadi miskin karena terdesak sana sini.

Saling Bantu

Ketua Baznas Kabupaten Wonosobo Supomo Ibnu Syahid mengatakan film ini sangat bagus sebagai pemacu semangat saling menolong dan membantu, baik melalui zakat, infak, maupun
shodaqah. Di sekiling kita ternyata masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangan para dermawan.

Karena menurutnya, zakat, infak dan sodaqoh bermakna membersihkan harta sekaligus mengembangkan harta yang di miliki setiap umat, karena didalam harta yang dimiliki, ada sebagian yang menjadi hak orang lain. Sehingga baznas berupaya dalam pengelolaan dan dalam mentasyarufkan, sangat mengutamakan bagi kepentingan umat.

Bupati Wonosobo Eko Purnomo, menyampaikan apresiasi pada kegiatan sosialisasi serta pemutaran film tersebut. Ini menjadi cara baru mengkampanyekan zakat, infak, shodaqah kepada masyarakat luas, sekaligus untuk menyadarkan penonton akan nasib kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan.

Ditambahkan keberadaan Baznas Kabupaten Wonosobo, merupakan wujud kepedulian pemerintah dalam ikut memberikan kontribusi terhadap pengelolaan zakat, agar lebih terorganisir dengan standar manajemen yang mengikuti perkembangan jaman.

Eko meminta kepada segenap jajaran pengurus Baznas agar mampu menciptakan satu kondisi masyarakat Wonosobo,yang terpenuhi kebutuhan material, spiritual dan sosialnya, serta dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. (SuaraBaru.id/Muharno Zarka)