WONOGIRI – Untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana (Destana), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, menggelar pelatihan para sukarelawan peduli bencana tingkat desa. Pelatihan dilaksanakan di Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, berlangsung selama dua hari.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, pelatihan diikuti sebanyak 35 orang warga Desa Kepatihan dalam kapasitasnya sebagai sukarelawan peduli penanggulangan bencana, ditambah sembilan orang mahasiswa dari Universitas Negeri Yogaykarta (UNY) yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa setempat. ”Fasilitatornya dari personel BPBD dan PMI Markas Cabang Wonogiri,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Jumat (20/7).
Kepada para peserta diberikan materi pelatihan tentang pendalaman managemen dasar kebencanaan, teknik penyusunan rehabilitasi dan rekonstruksi (renkon), jalur evakuasi, teknik penyusunan regulasi kebencanaan tingkat desa, dan penganggaran kebencanaan tingkat desa. Tujuan pelatihan, untuk menyiapkan insan sukarelawan siaga bencana, dalam upaya membangun tata kehidupan masyarakat di tingkat desa, yang eksistensinya tidak saja bersikap tanggap, tapi juga memiliki jiwa dan semangat yang tangguh ketika menghadapi bencana.
Bencana, sebagaimana digariskan oleh United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR), bencana dipahami sebagai suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan melampaui batas kemampuan masyarakat yang bersangkutan, untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.
BPBD Kabupaten Wonogiri, sebelumnya juga menggelar pelatihan pengurangan resiko bencana inklusi bagi para suka relawan disabilitas. Pelatihan bagi kaum difabel ini, dilaksanakan selama 2 hari bertempat di aula Kantor BPBD Kabupaten Wonogiri. Jumlah pesertanya sebanyak 30 orang, terdiri para insan penyandang disabilitas, yakni kaum difabel tuli, paraplegi, tuna netra, tuna grahita dan tuna daksa yang tergabung di institusi Redifa Wonogiri.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, pelatihan diikuti sebanyak 35 orang warga Desa Kepatihan dalam kapasitasnya sebagai sukarelawan peduli penanggulangan bencana, ditambah sembilan orang mahasiswa dari Universitas Negeri Yogaykarta (UNY) yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa setempat. ”Fasilitatornya dari personel BPBD dan PMI Markas Cabang Wonogiri,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Jumat (20/7).
Kepada para peserta diberikan materi pelatihan tentang pendalaman managemen dasar kebencanaan, teknik penyusunan rehabilitasi dan rekonstruksi (renkon), jalur evakuasi, teknik penyusunan regulasi kebencanaan tingkat desa, dan penganggaran kebencanaan tingkat desa. Tujuan pelatihan, untuk menyiapkan insan sukarelawan siaga bencana, dalam upaya membangun tata kehidupan masyarakat di tingkat desa, yang eksistensinya tidak saja bersikap tanggap, tapi juga memiliki jiwa dan semangat yang tangguh ketika menghadapi bencana.
Bencana, sebagaimana digariskan oleh United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR), bencana dipahami sebagai suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan melampaui batas kemampuan masyarakat yang bersangkutan, untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.
BPBD Kabupaten Wonogiri, sebelumnya juga menggelar pelatihan pengurangan resiko bencana inklusi bagi para suka relawan disabilitas. Pelatihan bagi kaum difabel ini, dilaksanakan selama 2 hari bertempat di aula Kantor BPBD Kabupaten Wonogiri. Jumlah pesertanya sebanyak 30 orang, terdiri para insan penyandang disabilitas, yakni kaum difabel tuli, paraplegi, tuna netra, tuna grahita dan tuna daksa yang tergabung di institusi Redifa Wonogiri.
Tampil sebagai nara sumber dan fasilitator dalam pelatihan ini, para personel yang diberbantukan oleh BPBD Propinsi Jateng, yakni dari Team Taat’s, ASB, dan Unit Lidi PB Jateng, bersama personel dari BPBD Kabupaten Wonogiri. ”Maksud dan tujuan digelarnya pelatihan bagi disabilitas ini, untuk meningkatkan kapasitas relawan dalam penanggulangan bencana,” tandas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto.(suarabaru.id/bp)