blank
Menteri Agama saat menyampaikan sabutannya saat di Unissula.(Foto: dok)

SEMARANG –Unissula bekerja sama dengan MUI Jateng mengadakan Halaqoh Ulama ke-5 tingkat Jawa Tengah yang dibuka di kampus Unissula, Jalan Raya Kaligawe, Semarang, Rabu  11 Juli 2018.

Hadir membuka acara tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Hadir pula KH Abdul Qoyyum Lasem, Ketua MUI Jateng KH A Daroji, Rektor Unissula Ir Prabowo Setiawan MT PhD dan para ulama se Jateng.

Menteri Agama mengingatkan pentingnya memberikan perhatian khusus dalam berdakwah kepada generasi milenial saat ini. Generasi milenial memiliki kemampuan yang jauh lebih cepat mengungguli kita dalam mengakses informasi dan lebih terbuka wawasannya.  Jauh lebih kritis karena informasi yang mereka dapatkan lebih beragam.

Yang menarik adalah bagaimana generasi milenial tersebut berusaha memahami agama.  Dalam memahami agama kaum milenial mengacu pada teks. Mereka dapat menterjemahkan teks dengan sangat bebas dan terkadang mengabaikan konteks

“Mereka bisa sangat bebas menterjemahkan teks dan sering mengabaikan konteks. Inilah tantangannya, bagaimana berdakwah kepada mereka supaya generasi muda kita dalam memahami agama tidak melompat  tapi memiliki dasar dan pemahaman agama yang benar,” ungkap Lukman Hakim.

Lebih lanjut ia mengingatkan pentingnya menjaga ruh dakwah. “Kita tidak boleh melupakan apa hakikat dakwah. Dakwah adalah mengajak, bukan memaksa, hal ini harus digarisbawahi. Sehingga metode apa pun dalam berdakwah harus bertumpu pada ruhuddakwah.

Tuhan saja tidak memaksa orang untuk beriman. Yang harus kita lakukan adalah dakwah yang mengedepankan kasih sayang dan fastabiqulkhoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan,” paparnya.

Dakwah

Sementara itu dalam ceramahnya Gus Qoyum menyampaikan bahwa ulama semestinya harus bisa mendakwahi dirinya sendiri supaya terjaga keulamaannya.

“Ulama harus bisa mendakwahi dirinya sendiri dan jika tidak bisa maka akan mengurangi kepercayaan umat pada ulama. Ulama harus bisa mendakwahi dirinya, kemudian keluarganya, dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.

Ia juga mencermati fenomena dakwah yang saling curiga mencurigai dan salah menyalahkan. “Sungguh aneh dewasa ini, banyak kelompok yang berdakwah dengan sikap curiga mencurigai dan salah menyalahkan kelompok lainnya.

Hal itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan dan ketidakpahaman orang yang menyalahkan itu sendiri. Oleh karenanya ulama harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan mempelajari berbagai literatur agar tidak mudah menyalahkan orang dan mencurigai kelompok lainnya,” ungkap Gus Qoyum.(SuaraBaru.id)