KUDUS (SUARABARU.ID) – Pemkab Kudus memutuskan meniadakan semua perayaan Syawalan di yang biasanya dirayakan masyatakat beberapa lokasi. Upaya tersebut dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

Kabid Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Mutrika mengatakan, keputusan peniadaan perayaan Syawalan sudah ditetapkan jauh-jauh hari. Keputusan tersebut juga sudah disosialisasikan ke panitia lokal di masing-masing lokasi pelaksanaan tradisi.

“Keputusannya memang tidak ada perayaan Syawalan tahun ini. Dan ini sudah disampaikan ke pemerintah desa setempat maupun panitia lokal,”kata Mutrikah, Selasa (26/5).

Mutrika mencontohkan tradisi sewu kupat di Desa Colo, Kecamatan Dawe. Pemdes dan panitia lokal setempat sudah mendapatkan informasi kalau acara yang biasanya mengundang ribuan pengunjung tersebut akan ditiadakan tahun ini.

“Mereka sudah memakluminya karena fokus pemerintah saat ini adalah berjuang melawan pandemi,”tandasnya.

Mutrika juga mengatakan, jika ada warga atau panitia lokal yang masih nekat untuk menggelar perayaan, pihaknya tetap tidak akan mengizinkan. Kecuali jika acara yang digelar semacam tradisi sederhana.

Baca juga: Pekan Syawalan di Jepara Ditiadakan, Larungan Dibuat Sederhana

Di Kudus, perayaan Syawalan biasanya dirayakan di tujuh lokasi berbeda. Yang paling meriah dan mengundang banyak wisatawan diantaranya adalah parade sewu kupat Kanjeng Sunan Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe serta tradisi Bulusan di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo.

Selain itu, beberapa perayaan Syawalan lain seperti tradisi Lomban di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo,  tradisi Syawalan di Sendang Jodo, Bae dan di Sendang Dewot, Desa Wonosoco Kecamatan Undaan.

Sementara, untuk tempat pariwisata, biasanya ada dua perayaan Syawalan yang mengundang wisatawan yakni di Taman Krida Wisata dan Museum Kretek.

Tm-Ab