Ilustrasi foto RA. Kartini.

Oleh: Amien Ridwan

JEPARA (SUARABARU.ID)- Mungkin tidak banyak yang tahu, salah satu inspirasi RA. Kartini adalah arsitektur bangunan Masjid Mantingan peninggalan Ratu Kalinyamat. Masjid yang dibangun tahun 1481 Saka, atau 1559 Masehi oleh Ratu Kalinyamat ini mempunyai sejarah panjang.

Kenapa Masjid Mantingan menjadi salah satu inspirasi RA. Kartini? dikutip dari buku “Kartini Nyantri” karya Amirul Ulum, Masjid Mantingan yang berada di Kabupaten Jepara ini mempunyai pesan tentang kesetaraan, hal ini bisa dilihat dari ruang jamaah perempuan yang terletak di Utara atau selatan, bukan dibelakang.

Bahkan seorang sejarawan Belanda H.J. de Graaf menyebutkan bahwa Kartini juga terinspirasi seni ukir yang berada di Masjid Mantingan. Dalam kumpulan catatan Kartini berjudul, “Kartini, Door duisternis”, Kartini sering bercerita mengenai seni ukir di Jepara. Ia menceritakan tentang kunjungannya ke tempat permakaman Mantingan. la diberitahu bahwa “Sultan Mantingan” pernah pergi ke Cina, dan bahwa ukir-ukiran dalam rumah-rumahan di situ agaknya juga berasal dari Cina (H.J. de Graaf dan TH. Pigeaud,  1985 : 120).

Bahkan sebelum Kartini, Sosrokartono, yang merupakan kakak Kartini beserta saudara-saudaranya, selain berguru dengan Kiai Soleh Darat, mereka juga mengaji dengan Mbah Abdul Qodir di daerah Saripan. Kadang juga di Masjid Astana Mantingan tersebut.

Kartini yang juga ikut mengaji dengan  Kiai Soleh Darat terinspirasi juga dengan tokoh perempuan Islam diantaranya; Tentang pertama kali tinggal di Masjidil Haram adalah Siti Hajar { istri Nabi Ibrahim As}. Juga tentang orang yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah istri nabi sendiri, yakni Siti Khadijah RA. dan kisah-kisah inspiratif lainnya.

Dari kisah inspiratif tersebut, ketika Kartini mau  dinikahkan dengan sahabat ayahnya, beliau berkeyakinan serta berharap “Semoga dengan taat ku kepada orang tua, aku dimudahkan untuk bisa taat kepada suami. terlebih kepada Allah dan Rasulnya”.

Dari pergumulan pemikiran Kartinilah muncul sebuah tulisan yang kelak akan dikenang sepanjang zaman. Yaitu ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ berawal dari ayat Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 257 yang mencantumkan bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh-Dhulumaati ilan Nuur).

(Amien Ridwan, Pegiat sejarah dan budaya Jepara. Tinggal di Surodadi, Kedung Jepara)