blank
Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori, (Dok Suarabaru.id)

MAGELANG (SUARABARU.ID – Menjaga diri sendiri dan keluarga supaya sehat pada masa pandemi Covid-19 lebih diutamakan, daripada memaksakan diri berkerumun  melaksanakan shalat Id di masjid maupun di lapangan serta  bersilaturahmi yang justru berbahaya menyebarkan Virus Corona.

Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Kabupaten Magelang, KH Muhammad Yusuf Chudlori, kemarin.

Menjelang 1 Syawal muncul polemik  di masyarakat mau shalat di masjid/ lapangan, atau mengikuti imbauan pemerintah shalat di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona. Sebaliknya, mall dan pasar menjelang Lebaran ramai dikunjungi masyarakat.

Gus Yusuf berpendapat, lebih baik ikuti apa yang dianjurkan pemerintah tidak melakukan shalat Id berjamaah di masjid atau di lapangan, bersilaturahmi, dan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan interaksi sosial.

‘’Mohon kesadaran seluruh masyarakat ikuti saja petunjuk  pemerintah. Karena pemerintah memiliki pertimbangan dan kebijakan agar pandemi Covid-19 cepat selesai. Maka sementara di rumah, menghindari hal-hal yang menimbulkan kerumunan massal,’’ tuturnya.

Menurutnya, shalat Id adalah sunah muakkad. Jika dilakukan dapat pahala jika tidak dilakukan juga tidak dosa. Meksi tidak bisa melaksanakan shalat Id berjamaah di masjid atau lapangan,  bisa melaksanakan shalat di rumah. Jika anggota keluarganya kurang dari empat tidak perlu khotbah, atau jika lebih dari empat bisa menggunakan khotbah pendek dan singkat.

Gus Yusuf menyarankan masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan dan apa yang disarankan pemerintah. Jika masyarakat tidak disiplin bisa jadi masa pandemi Covid-19 bisa lebih lama lagi.

Semua harus disiplin biar wabah ini cepat selesai. Dengan pergi ke mall atau ke mana-mana, mudik dari kota ke desa itu sama saja tidak bisa memutus mata rantai penyebaran alias memperpanjang masa pandemi.

‘’Yang menjadi korban adalah anak-anak kita tak bisa segera masuk sekolah, saudara-saudara kita semakin sengsara karena kondisi wabah ini,’’ tegasnya.

Dia mengemukakan, Lebaran kali ini kita korbankan semuanya, mulai dari silaturahmi, mudik, shalat Id dan belanja baju baru. Silaturahmi fisik bisa diganti silaturahmi virtual menggunakan handphone, shalat di masjid bisa diganti shalat berjamaah di rumah dan belanja bisa melalui online shop.

Khusus di beberapa daerah yang masih ‘hijau’ tidak ada yang terjangkit memungkinkan bisa menggelar shalad Id di masjid atau lapangan. ‘’Ini bukan soal masjid maupun lapangan, tapi soal kondisi lingkungan yang satu dengan lainnya berbeda-beda,’’ tandasnya. (Doddy Ardjono).