blank
Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat ketika memberikan arahan kepada anggotanya, agar selalu belajar perkembangan IPTEK dan waspada terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat mengatakan memasuki era revolusi industri 4.0 tantangan yang dihadapi anggota TNI semakin komplek dan berat. Kemajuan tehnologi informasi saat ini berkembang sedemikian pesat.

“Mau tidak mau, anggota TNI harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan Zaman yang ada. Penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) harus dipunyai oleh personil militer. Jika tidak, maka akan ketinggalan zaman,” katanya, Minggu (19/1).

Cara yang harus ditempuh anggota TNI, tambahnya, yakni dengan terus belajar dan berlatih tehnologi informasi. Usia tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak mau belajar. Meski generasi old harus bisa menyesuaikan diri dengan generasi milenial.

“Tugas utama TNI memang menjaga keamanan negara. Namun tantangan yang ada saat ini lebih kompleks. Dulu ibaratnya perang memanggul senjata, tapi sekarang perang melawan hoax di media sosial yang bisa mempengaruhi perilaku masyarakat,” katanya.

Tahun 2020, ajaknya, bisa dijadikan sebagai awal untuk bekerja dengan semangat yang tinggi, keihlasan dan didasari dengan selalu terus belajar. Budaya belajar dan berlatih harus digalakan. Usia dan kondisi zaman jangan jadi hambatan untuk belajar.

Jiwa Ikhlas

Menurut Dandim 0707, dalam bekerja pasti ada tantangan dan hambatan tapi sebaiknya jangan membuat malas untuk bertindak dan melakukan kebaikan untuk negara dan masyarakat. Guna menghindari rasa malas maka harus mempunyai jiwa keikhlasan.

“Saat ini di Yogyakarta dan sekitarnya sedang terjadi fenomena kenakalan remaja yang dikenal dengan istilah klithih yang sudah menimbulkan korban jiwa.  Saya berpesan peristiwa tersebut jangan sampai terjadi di Wonosobo,” tegasnya.

Anggota TNI, harapnya, bersama instansi terkait agar selalu melakukan patroli secara acak dan mendadak ke tempat–tempat yang berpotensi remaja dan pelajar berkumpul. Hal itu sebagai antisipasi guna menjaga Kamtibmas Wonosobo tetap kondusif.

“Peristiwa di Purworejo dengan munculnya Kerajaan Agung Sejagat (KAS) dan punya pengikut kurang lebih 450 orang dari berbagai daerah di Indonesia, bisa dijadikan pelajaran. Peristiwa tersebut tidak boleh menjalar sampai ke Wonosobo,” pintanya.

Babinsa diminta Dandim 0707, selalu berkunjung ke wilayah binaan untuk memberikan arahan dan bimbingan agar warga selalu waspada dengan ajakan atau bujuk rayu orang tidak dikenal. Bila ada Shal tersebut maka segera melaporkan ke aparat keamanan.

Muharno Zarka-trs