blank
FORUM TERBUKA: Menkominfo, Johny G Plate (paling kanan) memaparkan persoalan infrastruktur digital dalam forum terbuka di Berlin, Jerman, Rabu (27/11). (suarabaru.id/dok Menkominfo)

BERLIN – Perkembangan zaman dengan era digitalisasi tidak bisa diabaikan untuk menunjang baragam persoalan. Untuk itu, Pemerintah Indonesia menyadari akan kebutuhan besar tenaga kerja terampil dalam bidang digital.

Pada tahun 2035, permintaan talenta digital tidak kurang dari 110 juta orang, sehingga Pemerintah Indonesia harus melakukan cara untuk memenuhi permintaan tersebut, melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy.

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Republik Indonesia, Johny G Plate mengemukakan, selain memberikan manfaat, infrastruktur digital yang dibangun harus mendukung kepentingan nasional. Johny menjelaskan, dalam situasi darurat seperti kerusuhan, pemerintah harus memastikan keamanan bagi semua warga dan mengembalikan situasi menjadi normal.

“Jadi, kami tegaskan, pemerintah tidak memutus internet, hanya mengurangi kecepatannya. Itu kami lakukan untuk memastikan bahwa hak-hak sipil warga juga dilindungi oleh pemerintah,” kata Johny,

Pernyataan tersebut disampaikan Johny G Plate dalam open forum international bertajuk “Strengthening Digital Ecosystem for Better Digital Inclusion” yang diselenggarakan dalam rangkaian Internet Government Forum di Berlin, Rabu (27/11). Johny menanggapi pertanyaan Nnenna Nwakanma, seorang aktivis Free Open Souce Software (FOSS), yang menanyakan tentang pemblokiran internet di Indonesia.

blank

Johny menambahkan, dalam upaya “Building Digital Nation”, Pemerintah Indonesia tidak hanya fokus membangun infrastruktur seperti jalan tol, bandar udara, dan pelabuhan. Namun juga membangun infrastuktur digital seperti jaringan internet serat optik Palapa Ring sepanjang 330.000 km, 120.00 BTS, lima satelit telekomunikasi, dan menyusul tiga buah satelit multifungsi.

Kapal Besar

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Direktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Internet (BAKTI), Kementerian Kominfo, Anang Latif mengatakan perlu kerja sama antar-stakeholder untuk membangun infrastruktur digital Indonesia.

“Untuk membangun Indonesia dengan jumlah penduduk 260 juta lebih, 17 ribu pulau, dan 80 ribu desa, dibutuhkan kerja sama semua pemangku kepentingan. Sekaligus memastikan  masyarakat mendapatkan manfaat dari pembangunan infrastruktur digital, terutama mereka yang berada di daerah pelosok pedesaan,” katanya

Anang mengibaratkan Indonesia seperti kapal besar yang mengangkut 260 juta lebih penduduk Indonesia. Tugas pemerintah melalui BAKTI memastikan agar seluruh penumpang kapal mendapatkan akses layanan telekomunikasi dan internet.

Pada ajang Internet Government Forum di Berlin ini, Indonesia dipercaya menjadi host untuk dua kali kesempatan open forum. Dua proposal Indonesia berhasil lolos seleksi untuk dijadikan materi open forum pada hari kedua dan ketiga IGF.

Proposal yang masuk berjumlah 500 lebih dari 131 negara. Open forum pertama mengambil tema “Strengthening Digital Ecosystem for Better Digital Inclusion”. Open forum berikutnya akan diselenggarakan pada 28 November 2019 dengan tema “Strengthening Digital Transformation through Digital Security”.

Suarabaru.id/LBC