blank
Polutan (pencemaran) sungai Bengawan Solo dengan kondisi air berubah warna hitam, berbusa, dan berbau terjadi sejak Selasa (26/11/2019). (Foto : SB/Wahono)

BLORA – Sudah tiga hari, 12.000 lebih pelanggan PDAM Blora, Jawa Tengah, tidak terlayani air bersih, setelah perusahaan daerah itu menghentikan produksi dari dampak polutan (pencemaran) air sungai Bengawan Solo.

Belasan ribu pelanggan yang tidak terlayaninya air sejak Selasa (26/11/2019) dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tersebut, tersebar meluas di wilayah Kota Blora, Kecamatan Cepu, Sambong, Jiken dan Jepon.

“Jumat sore (28/11/2019) ini, air sungai Bengawan Solo masih tercemar, masih warna hitam, kami masih stop produksi,” jelas Direktur Utama (Dirut) PDAM setempat, Yan Riya Pramono.

Menurut Yan Riya, penghentian produksi ada di lima unit pelayanan (UP), namun untuk unit lainnya, seperti UP Kecamatan Ngawen, Kunduran, Todanan, Kedungtuban dan Randublatung tetap berproduksi.

Sedangkan UP terdampak pencemaran air baku dari Bengawan Solo, terinci ada di Kota Blora 4.087 pelanggan, dan Kecamatan Cepu 6.014 pelanggan.

Di UP Kecamatan Jepon 424 pelanggan, Kecamatan Jiken 291 pelanggan, kecamatan sambong 286 pelanggan. Manajemen PDAM belum bisa memastikan kapan kembali berproduksi.

“Kami tidak punya alternatif lain untuk mengatasi lima UP terdampak polutan, jadi ya menunggu air Bengawan Solo normal,” tambah Yan Riya Pramono.

blank
Tanaman enceng gondok tumbuh liar dan merebak sepanjang DAS Bengawan Solo yang kini tercemar limbah warna hitam. (Foto : SB/Wahono)

Serius 

Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Blora, Hj. Dewi Tejowati, membenarkan terjadinya pencemaran Bengawan Solo. Polutan sudah berlangsung tiga hari.

Menyikapi hal itu, BLH sudah menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan penelitian, karena pencemaran berasal dari hulu sungai yang kondisinya serius.

“Kami sudah cek lapangan, sudah koordinasi dengan BLH Jateng, kali ini adalah polutan ketiga selama 2019,” jelas Dewi Tejowati.

Perlu diktehui, sejak akhir 2018 manajemen PDAM tertolong proyek SPAM Bengawan Solo yang airnya mulai mengalir lancar ke menara air di Kunden, Kota Blora, dan kecamatan lainnya.

Sebelumnya, PDAM Blora mengandalkan air baku Waduk Tempuran, Sungai Ngampel, dan sumber Kajar.

Bahkan diakui Yan Riya Pramono, musim kemarau 2018 lalu (sebelum ada proyek SPAM), pelanggan di Kota Blora dan sekitarnya tidak terlayani maksimal, hanya terlayani sekitar 1.000 dari 4.000-an pelanggan.

Untungnya, proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) dengan jaringan distribusi utama (JDU) memanjang dari DAS Bengawan Solo ke Kota Blora mulai mengalir, pelanggan PDAM bisa terlayani baik.

blank
Pencemaran sungai Bengawan Solo wilayah perbatasan Jateng-Jatim di Cepu air tampak hitam dan berbusa. (Foto : SB/Wahono)

Perlu diketahui, proyek SPAM bantuan pemerintah pusat berbiaya Rp 135 miliar yang digarap sejak 2014 oleh PT. Hutama Karya (HK), diujicoba akhir Desember 2018.

Untuk sampai di menara air Blora, JDU atau pipa induk sepanjang 42 kilometer itu dilengkapi intake berlokasi di Cepu, dan dua boster pendorong air di Sambong dan Jiken.

Proyek multi year tersebut, melintasi lima kecamatan (Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora) yang pipa JDU-nya tertanam di pinggir jalan nasional Blora-Cepu.

Suarabaru.id/Wahono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini