blank
MELUBER: Pedagang di Pasar Kota Rembang meluber di tepi jalan, mengakibatkan ruas jalan tersebut menyempit.(Djamal AG)

REMBANG –Pedagang di Pasar Kota Rembang semakin menjamur dan terkesan kurang tertata. Mereka tidak hanya berjualan di los atau kios yang tersedia, tetapi juga menggelar dagangannya di luar pagar pasar dan menempati sebagian ruas jalan.

Kondisi tersebut dikeluhkan sejumlah warga di seputar pasar itu, karena sering terganggu dengan kemacetan arus lalu-lintas. Dengan banyaknya pegagang yang berjualan di tepi jalan membuat ruas jalan menyempit.

Suharto (48), warga yang tinggal di Desa Sumberjo, Kecamatan Kota Rembang mengaku sering dibuat jengkel oleh para pedagang yang berjualan di tepi jalan. Para pedagang itu umumnya berjualan buah-buahan, sayur-sayuran, bahkan berjualan hewan unggas seperti ayam dan bebek.

Kemudian ia menceritakan pengalamannya ketika melewati jalan yang dipenuhi pedagang tersebut. Tanpa sengaja mobil yang dikendarai melindas ayam milik salah satu pedagang di tempat itu. Tanpa merasa bersalah, pedagang itu marah-marah dan minta ganti rugi.

‘’Ya dengan terpaksa saya harus merogoh uang Rp 50 ribu sebagai pengganti ayam yang terlindas tadi,’’ aku Subakti.

Kejadian sama juga pernah dialami Wardi (44) asal Desa Tasikagung. Beberapa bulan lalu mobilnya melindas buah milik salah satu pedagang yang berjualan di jalan tersebut. Orang yang mengaku sebagai pemilik buah itu marah-marah, dan ujung-ujungnya minta ganti rugi.

Seharusnya semua pedagang yang berjualan di tempat yang bukan menjadi peruntukannya ditertipkan. Misalnya dengan memindahkan mereka ke los-los pasar. Jika sudah penuh, harus dicarikan jalan keluarnya, misalnya dengan menempatkan pada satu lokasi khusus.

’’Kalau yang terjadi sekarang terlihat semrawut dan terkesan kumuh. Kondisi sepeti ini jelas tidak sesuai dengan anjuran bupati untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan,’’ katanya.

Pemandangan kumuh juga diakui beberapa warga lainnya. Mereka mengatakan, jumlah pedagang yang berjualan di luar pagar pasar semakin banyak, membuat ruas jalan menyempit. Keadaan seperti itu masih diperparah dengan banyaknya dokar dan becak yang parkir seenaknya.

Kepala Kantor Satpol PP, H Waluyo menjelaskan, masalah kesemrawutan pedagang di seputar pasar Kota Rembang sedang menjadi kajian. Sebab untuk menertibkan masalah tersebut harus melibatkan banyak pihak.

Waluyo menjelaskan, dari persoalan itulah Pemkab merencanakan pemindahan pasar, karena daya tampung pasar ini sudah melebihi kapasitas. ’’Mungkin tahun 2020 pasar Rembang sudah diopindah ke barat,” katanya.(suarabaru.id/Djamal AG)