blank
Asisten II Setda Grobogan Ahmadi Widodo melakukan pencoblosan tembok kebodohan menandai pembukaan  pameran buku di Gedung Wisuda Budaya, Rabu (13/3). Foto: Hana Eswe

GROBOGAN – Rangkaian peringatan hari jadi Kabupaten Grobogan ke 293 dilanjutkan dengan pembukaan pameran buku. Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Wisuda Budaya, Jalan R. Suprapto Purwodadi. Pembukaan pertama dilakukan Rabu (13/3) oleh Asisten II Pemerintah Kabupaten Grobogan, Ahmadi Widodo.

Hadir dalam pembukaan tersebut, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Muryanto. Beberapa pejabat dan tamu undangan juga ikut hadir dalam pembukaan pameran buku ini. Yang unik dalam pembukaannya ditandai dengan pencoblosan replika tembok bertuliskan “Tembok Kebodohan”.

Tembok ini dibuat dari sampul warna cokelat yang biasa dipergunakan untuk menyampul buku. Perobekan pada tembok ini mempergunakan pulpen berukuran besar secara simbolis oleh Ahmadi Widodo.

Dalam sambutannya, Ahmadi Widodo yang mewakili Bupati Grobogan Sri Sumarni ini mengatakan, buku merupakan jendela dunia. Dengan buku, kata dia, kebodohan dapat dihapuskan.

“Buku adalah jendela wawasan dunia, sumber ilmu dan menghapuskan kebodohan. Kami harap adanya pameran ini, minat baca masyarkat bisa bertumbuh dan gerakan literasi di dunia pendidikan semakin berkembang, sehingga tak ada lagi kebodohan,” kata pria yang akrab disapa Widodo ini.

blank
Pengunjung memadati ruang pameran buku di Purwodadi. Foto: hana Eswe

Peserta pameran buku adalah penerbit buku yang ada di Indonesia. Beberapa buku dipamerkan dengan harga murah. Yang istimewa dalam pameran ini yakni tulisan para guru yang tergabung dalam Asosiasi Guru Penulis Grobogan (AGPG) ikut dipajang hingga Rabu (20/3).

Menurut Ketua AGPG Titik Soertirahajoe, tujuan dari keikutsertaannya dalam pameran tersebut yaitu memotivasi para siswa, guru maupun masyarakat Kabupaten Grobogan supaya dapat berkarya lewat tulisan. “Keikutsertaan kami dalam pameran ini yaitu ingin memotivasi para siswa, guru bahkan masyarakat Grobogan agar mau menulis dan berkarya membuat buku sendiri. Di samping itu, kami ingin membuktikan dan menunjukkan semua orang bisa membuat buku,” kata Titik, sapaan akrabnya.

Titik menambahkan, adanya pameran ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat baca serta budaya literasi masyarakat Kabupaten Grobogan. Ia berharap, semakin banyak siswa atau guru yang mau meningkatkan budaya literasi ini.

“Menulis memang butuh penguasaan materi tentang apa yang akan ditulisnya nanti. Satu caranya yakni dengan membaca buku. Kalau orang sudah terbiasa membaca buku, akan lebih mudah untuk memulai sebuah tulisan,” katanya.

suarabaru.id/ Hana Eswe