blank
Soekeno/dok

SLEMAN – Manajemen PSS Sleman tak akan tinggal diam ketika nama mereka disebut-sebut ikut terlibat dalam dugaan pengaturan skor saat melawan Madura FC pada babak delapan besar Liga 2 musim 2018. Bahkan, manajemen PSS siap menempuh jalur hukum seandainya tim berjuluk Super Elang Jawa tersebut terkena sanksi terutama pembatalan gelar juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1. “Kalau sambai batal promosi, kami akan mempertimbangkan untuk dilanjutkan ke ranah hukum,” ujar CEO PT Putra Sleman Sembada Soekeno, kemarin.

Soekeno menyangsikan dugaan pengaturan skor yang disangkakan terjadi pada laga PSS kontra Madura FC tersebut. Sebab, menurut dia, PSS mempersiapkan timnya sejak lama dengan target promosi.

“Kami memulai kompetisi Liga musim lalu dengan mempersiapkan tim yang hebat. Bahkan, persiapan sudah kami lakukan sejak awal Desember 2017. Pada Januari 2018 saat kompetisi belum bergulir, kami sudah mempersiapkan tim yang andal, jadi tidak terpikir untuk memainkan skor,” tandasnya. Dia menganggap sebagai tim besar sangat tidak mungkin PSS menghalalkan segala cara untuk bisa promosi. ”Kenyataannya, kami adalah tim termahal di Liga 2 musim lalu, jadi kenapa harus mengatur skor,” ungkap pria yang juga seorang pengusaha perhotelan dan mal itu.

PSS terancam mendapat hukuman atau sanksi komisi disiplin (komdis) PSSI jika terbukti bersalah dalam kasus dugaan pengaturan skor. Kini, Satgas Antimafia Bola pun sedang berencana mendalami pertandingan PSS kontra Madura FC. Jika terbukti ada kejanggalan dan dinyatakan bersalah, komdis PSSI bisa melakukan sidang untuk menentukan hukuman bagi PSS atau Madura sesuai regulasi di PSSI. “Hukuman tehadap PSS itu bisa saja muncul dari kepolisian, entah apakah tindak pidana yang dilakukan oleh mereka,” kata CEO PT Liga Indonesia Baru Tigorshalom Boboy. (rr)