blank
SEMINAR PARENTING: Psikolog Angela Budy Indah Anggraeni memaparkan materi seminar parenting di SMP Maria Goretti Semarang. (dok)

SEMARANG –  Orang tua harus menjadi role model (contoh) bagi anak yang masuk dalam generasi Z. Seorang anak yang sering berperilaku kasar biasanya meniru dan mencontoh tindakan orang tua dan anggota keluarga lain. Kemajuan teknologi juga memacu kelahiran generasi Z yang dibarengi dengan gaya belajar anak.

”Generasi Z lahir pada 1995 ke atas. Generasi ini sangat besar pengaruhnya pada kehidupan bangsa di masa mendatang. Gaya belajar mereka pun sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Generazi Z sangat bergantung pada teknologi. Namun, mereka kritis, mudah memahami contoh konkret, dan gemar berinovasi,” tutur psikolog Angela Budy Indah Anggraeni dalam seminar parenting bertajuk Mendidik dan Mendampingi Generasi Z dengan Cinta di Aula SMP Maria Goretti Semarang, baru-baru ini.

Dia memaparkan, ada beberapa karakteristik yang harus dimengerti dari generasi Z. Anak-anak generasi ini biasanya memiliki ambisi untuk sukses, berperilaku instan, cinta kebebasan, percaya diri, keinginan mendapat pengakuan, dan digitalisasi teknologi.

”Sekarang tak bisa lagi orang tua menuntut anak untuk duduk diam dan mendengar lalu menelan mentah-mentah ucapan orang tua. Tidak ada lagi diktator orang tua dalam menentukan aturan dalam rumah. Diskusikan bersama anak saat akan mengambil sebuah keputusan. Satu hal lagi, jangan pernah memperbandingankan anak dengan saudara,” ungkap Angela.

Dia menambahkan orang tua perlu smart dalam mendidik dan mendampingi generasi Z. Anak-anak zaman sekarang tak bisa lagi dididik dengan cara diktator seperti generasi terdahulu. Perlu pendekatan tepat, dan harus dihindari kekerasan. ”Orang tua jangan mengekang, berilah senyum pada anak-anak kita. Biarkan mereka main gadget (gawai), tapi wajib diawasi,” tegasnya. (rr)