blank
Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Ahmad Erani Yustika ketika orasi ilmiah Dies Natalis ke-4 Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang, SMNet.Com/dok

 

 

MAGELANG- Program dana desa yang digulirkan pemerintah sejak tahun 2015, berhasil membangun jalan desa di seluruh pelosok Indonesia sepanjang 121.709 kilometer.

‘’Ini belum pernah ada dalam sejarah di Indonesia. Dalam jangka hanya tiga tahun berhasil membangun jalan desa sepanjang itu. Atas keberhasilan tersebut sekitar tiga minggu lalu prestasi itu  tercatat di Museum Rekor Indonesia ( Muri),’’ kata Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal  dan Transmigrasi (Kemendes PDTT),  Ahmad Erani Yustika pada orasi ilmiah Dies Natalis ke-4 Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang, kemarin.

Selain berhasil membangun 121.709 kilometer jalan desa, lanjut Erani, program dana desa juga dimanfaatkan untuk pembangunan 1.960 kilometer jembatan ( bila semuanya disambung, red), 5.220 pasar desa, 21.811  unit badan usaha milik desa ( Bumdes), 5.116 tambatan perahu, 2.047 embung,  41.379 buah irigasi, 2.366 unit sarana olahraga yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menurutnya, program tersebut juga terasa sekali manfaatnya
bagi masyarakat,  khususnya yang berada di kawasan pedesaan. Yakni  berhasil dibangun 291.393 unit penahan tanah ( talud), 32.711 saluran air bersih, sarana mandi cuci kakus ( MKC) 82.358 unit, poliklinikdesa 6.504 buah, tempat pendidikan anak usia dini ( PAUD) 21.357 buah, posyandu 14.176 unit dan 45.865 sumur air bersih.

Dia menerangkan,  sejak digulirkan tiga tahun lalu jumlah desa penerima dana desa  dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.Di awal pelaksanaan dana desa,  jumlah desa penerima dana tersebut hanya 74.093 desa. Kemudian meningkat menjadi 74.754 desa pada  tahun 2016 dan tahun 2017  bertambah menjadi  74.910 desa.
Tahun 2018  jumlah desa penerima dana desa menjadi 74.958. Bertambahnya jumlah desa penerima dana desa karena
adanya pemekaran desa, perubahan status kelurahan menjadi
desa.

Erani mengemukakan,  seiring bertambahnya desa penerima
dana desa, maka anggaran untuk keperluan dana desa tersebut juga mengalami peningkatan. Bila tahun 2015 jumlah anggaran dana desa mencapai Rp 20,67 Triliun, dan tahun 2016 meningkat
menjadi Rp 49,98 Triliun. Sedang tahun 2017 dan  2018 anggarannya sebesar Rp 80 Triliun.

‘’Adanya dana desa  juga mengaktifkan masyarakat terlibat dalam
musyawarah desa mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan di desa tersebut,’’ ungkapnya.

Selain itu, swadaya masyarakat dan kegiatan gotong royong   makin kokoh, karena program tersebut dilaksanakan secara swakelola dan tidak boleh diberikan kepada pihak ketiga.

Mengenai peranan perguruan tinggi, Erani menerangkan, sejumlah perguruan tinggi di beberapa kota di Indonesia melakukan  pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, pelatihan
ketrampilan dan melakukan riset atau kajian.

‘’Untidar bisa melakukan pendampingan di beberapa kelurahan di
Magelang . Yakni pendampingan dalam bidang pengembangan ekonomi masyarakat desa,  seperti yang telah dilakukan beberapa BUMN yang mendampingi 20 balkondes di Kecamatan Borobudur,’’ terangnya.

Rektor Untidar Cahyo Yusuf mengatakan, dalam
pengabdian kepada masyarakat lembaga pendidikan yang dipimpinnya  memusatkan kegiatan pengabdiannya di Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang.  ‘’Desa Balesari merupakan desa binaan Universitas Tidar,’’ tuturnya. (SMNet.Com/dh)