blank
Kantor Balitbang Kota Magelang, SMNet, dh

 

MAGELANG- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang merupakan satu-satunya di Jateng yang berbentuk organisasi perangkat daerah (OPD). Untuk 34 kabupaten dan kota lainnya di provinsi tersebut, litbang bergabung dengan Bappeda, termasuk litbang provinsi bergabung ke Kantor Bappeda Jateng.

‘’Skor(nilai red) Litbang Kota Magelang memenuhi syarat untuk membentuk badan. Selain itu, ini sesuai dengan visi dan misi pak wali. Yaitu menjadikan Kota Magelang sebagai kota yang modern dan cerdas. Kata kuncinya adalah inovasi,’’ kata Kepala Balitang Kota Magelang, Arif Barata Sakti, Senin (5/3).

Menurutnya, Balitbang Kota Magelang dibentuk berdasarkan penataan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) pada 1 Januari 2017. Artinya lebih dulu ada dibanding PP 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah, yang diterbitkan pada September 2017. Melalui PP ini ditegaskan, semua kegiatan inovasi daerah ditangani atau menjadi kewenang litbang. ‘’Jadi Kota Magelang sudah memiliki komitmen tentang penelitian dan pengembangan,’’ tegasnya.

Pada tahun 2017, lanjut mantan Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK), Kota Magelang meriah tiga penghargaan. Pertama, penghargaan Budi Praja dari Kemenristek Dikti. Yaitu mengenai penguatan sistem inovasi daerah.

 

 

blank
Kepala Balitbang Kota Magelang, Arif Barata Sakti, SMNet/dh

Kedua, meraih Innovative Gouvernment Award (IGA) dari Kementerian Dalam Negeri. Yaitu inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, tata kelola pemerintahan, pelayanan publik dan kewenangan lainnya. Ketiga, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito meraih penghargaan tingkat Jateng terkait inovasi.‘’Kota Magelang satu-satunya kota yang meraih penghargaan ini , lainnya kabupaten,’’ terang Arif.

Dia menuturkan, hasil-hasil penelitian litbang ditindaklanjuti oleh Pemkot Magelang. Antara lain penelitian kawasan pengelolaan Gunung Tidar, studi kawasan GOR Samapta, penelitian mengenai Universitas Tidar menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) dan penelitian mengenai potensi pendapatan asli daerah (PAD).

‘’Penelitian yang sedang dilakukan antara lain rencana pembangunan Pasar Induk Magelang, pengelolaan tempat penampungan sampah terpadu (TPST) Bojong menggunakan teknologi dan sebagainya,’’ tuturnya.

Atas berbagai prestasi yang diraih, tambah Arif, Balitbang Kota Magelang menjadi tempat studing banding daerah lain khususnya di Jateng. Seperti perekrutan peserta kreasi  dan inovasi (krenova).  ‘’Mereka menceritakan di daerahnya mencari lima peserta krenova saja sulit, di Kota Magelang malahan gampang. Tahun 2017 yang mengajukan krenova sebanyak 39 proposal,’’  ujarnya. (SMNet/dh)