MAGELANG – Polisi meminta kasus perusakan belasan makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Giriloyo jangan dibesar-besarkan. Juga jangan dikaitkan pula dengan isu-isu saat ini, seperti SARA atau Pilpres dan lainnya.
‘’Pasrahkan ke kami untuk melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus itu,’’ pinta Kapolres Magelang Kota, AKBP Kristanto Yoga Darmawan melalui Kapolsek Magelang Selatan, Kompol M Choirul Anwar, kemarin.
Seperti diketahui, belasan nisan makam di TPU Giriloyo Kota Magelang rusak, diduga perusakan dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Polres Magelang Kota langsung turun tangan melakukan penyelidikan dan mencari pelakunya untuk mengetahui latarbelakangan motifnya.
Kompol M Choirul Anwar menerangkan, pihaknya mendapat laporan belasan nisan makam rusak pada Selasa (1/1) malam. Anggota langsung diterjunkan ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP).
‘’Kami langsung melakukan penyelidikan dan menginventarisasi kerusakannya. Karena malam dan area TPU cukup luas, kami melanjutkan inventarisasi Rabu pagi hari. Hasilnya, jumlah nisan makam yang rusak berjumlah 11 buah,’’ ujarnya.
Mantan Kasatlantas Polres Magelang itu menuturkan, sebelas nisan yang dirusak tersebut tersebar di beberapa blok dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Untuk penyelidikan lebih lanjut, pihaknya juga sudah meminta keterangan sejumlah orang di lokasi, termasuk petugas UPT TPU Giriloyo. ‘’Pihak keluarga sampai kemarin belum ada yang melapor,’’ terangnya.
Mengenai pelaku dan motifnya, mantan Kasatlantas Polres Temanggung itu belum bisa memastikan siapa pelaku perusakan yang dinilainya sebagai aksi vandalisme ini. Pihaknya pun terus mendalami kasus ini sambil mencari pelaku guna mengetahui motif dibaliknya.
‘’Kami dalami kasus vandalisme ini sambil berharap jangan terlalu dibesar-besarkan. Jangan dikaitkan pula dengan isu-isu saat ini, seperi SARA atau Pilpres atau apapun. Pasrahkan saja ke kami untuk melakukan penyelidikan,’’ pinta mantan Kapolsek Magelang Tengah tersebut.
Dari pantauan di lapangan, nisan yang dirusak hanya di bagian salib, baik yang dibuat dari bahan kayu maupun beton. Salib dari kayu selain dicabut dari tanah juga dipecah menjadi beberapa bagian. Sedang salib yang dibuat dari beton dipecah diduga menggunakan palu.
Mbah Mul (65), salah satu penjaga sekaligus petugas kebersihan di TPU Giriloyo mengutarakan, kerusakan pada nisan ini diketahuinya pada malam hari. Kerusakan tersebar di beberapa blok, di antaranya blok A2, B2, dan B1.
‘’Jumlahnya cukup banyak, ada belasan. Nisan yang rusak memang bentuknya salib. Ada yang dicabut dan ada juga yang rusak seperti dipecah,” tuturnya.
Keterangan serupa disampaikan Islamiyah, petugas kebersihan di tempat yang sama. Menurutnya, nisan yang rusak rata-rata parah. Bahkan, ada yang sampai dicongkel dari atas pusara, meski terbuat dari beton.
‘’Saya tahunya pagi hari (kemarin, red) dan ternyata yang rusak banyak. Belum pernah terjadi sebelumnya dan aneh yang rusak kenapa salib semua. Saat Natal banyak yang ziarah dan nisan masih utuh. Ga tau kenapa sekarang kondisinya seperti dirusak oleh orang,’’ terangnya. (Suarabaru.id/dh)