KUDUS (SUARABARU.ID) – Tewasnya pengemudi taksi online Grab Car, Tri Ardiyanto asal Kudus, dengan kondisi mengambang di aliran sungai Desa Bugo, Welahan Jepara, Kamis (6/2) menyisakan kepedihan mendalam bagi keluarga. Keluarga korban berharap polisi segera bisa menangkap pelaku.
“Kami berharap pak polisi segera menangkap pelaku untuk bisa dihukum secara setimpal,”kata Nikmah, kakak korban saat ditemui di rumah duka di Desa Gondangmanis RT 4/RW 2 Kecamatan Bae, Kudus.
Nikmah menuturkan, kabar tewasnya korban memang membuat seluruh keluarga terpukul. Apalagi korban meninggalkan seorang isteri dan tiga anak yang masih membutuhkan perhatian.
“Anaknya ada tiga dan yang paling kecil usianya baru 2,5 tahun. Kami tentu sangat terpukul atas kondisi ini,”tambahnya.
Saat berita ini diturunkan, jenazah korban masih berada di RS Kartini Jepara untuk proses otopsi karena merupakan korban pembunuhan. Namun, persiapan pemakaman terlihat sudah mulai dilakukan di rumah duka.
Sejumlah warga juga sudah mendirikan tenda untuk di depan rumah bagi para pelayat. Selain itu, keranda mayat serta perangkat untuk memandikan jenazah korban juga sudah dipersiapkan.
“Jadi, kalau jenazah nanti sudah datang, bisa segera diurus proses pemakamannya,”tandas Ekawati, kakak korban lainnya.
Dijerat dan Ditenggelamkan
Menurut Ekawati, musibah yang menimpa korban bermula pada Selasa (4/2) sore ketika dia mendapatkan dua penumpang melalui aplikasi untuk diantarkan di Perum MVR, Gondangmanis. Namun, setelah sampai di Perum MVR, kedua penumpang informasinya meminta untuk diantarkan ke Jepara secara offline.
“Saat itu, korban masih bisa berkomunikasi dengan isterinya. Bahkan, saat mengantar penumpang, korban sempat menyapa isterinya di kios laundry yang berada di dekat perempatan kampus UMK,”katanya.
Baca juga: Diburu, Pembunuh Sopir Taksi Daring di Welahan Jepara
Saat itu, menurut Ekawati, isteri korban juga sempat melihat kedua pelaku karena mobil jazz yang dikendarai suaminya memang berkaca terang. “Isterinya bilang alhamdulillah, suaminya dapat carteran,”tandasnya.
Namun, setelah pukul 19.30 WIB, ternyata korban sudah tidak bisa dihubungi lagi. Dan hingga malam, korban juga tak kunjung pulang ke rumah.
Keesokan harinya, isteri korban bersama keluarga lain langsung berusaha melakukan pencarian. Salah satu usahanya dengan menanyakan di kantor aplikator. Dan terdeteksi kalau terakhir handphone korban terlacak di Jepara.
Hanya saja, kabar mengejutkan kemudian datang pada Kamis (6/2) pagi. Saat itu, korban dikabarkan ditemukan dalam keadaan tewas mengambang di sungai.
Dugaan sementara, mayat tersebut merupakan korban pembunuhan. Apalagi, ada beberapa luka di tubuh korban yang sekilas diketahui oleh para petugasnya saat dilakukan evakuasi.
Selain itu, saat ditemukan korban dalam posisi terikat. Bahkan ada pemberat pada tali yang dililitkan pada tubuh korban. Besar kemungkinan, jasad korban diharapkan tetap tenggelam di dasar sungai.
Tm/Ab